Published On:Sabtu, 06 Desember 2014
Posted by Unknown
Syekh Haji Daud Rasyidi
Syekh Haji Daud Rasyidi dilahirkan di Balingka Kabupaten
Agam Sumatera Barat tahun 1880 M. beliau merupakan seorang Ulama pembaharu
Minangkabau, beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang merintis beberapa
institusi pendidikan dan beberapa organisasi soasial-agama-kemasyarakatan
diantaranya seperti VSB dan PMDN serta juga dikenal sebagai seorang
ulama-pendidik.
Rating: 4.5
Beliau juga seorang pejuang yang melawan penjajahan Belanda.
Pada tahun 1946, sewaktu wakil
Presiden Republik Indonesia beradada di Bukittinggi dalam rangka membentuk
panitia ”Pengumpulan Mas” yang bertujuan untuk membeli sebuah pesawat terbang
sebagai sarana perang tentara rakyat. Daud Rasyidi pernah menyusup
ditengah-tengah ”hujan peluru” pada front pertempuran di Pasar Usang dan
Indarung untuk mengantarkan perbekalan dan pakaian bagi pejuang-pejuang bangsa
yang sedang bertempur.
Sebelumnya, Daud Rasyidi bersama-sama dengan Syekh Ibrahim Musa Parabek telah turun pula berjalan kaki mengelilingi daerah-daerah Minangkabau. Tujuan Daud Rasyidi ”turba” dengan Inyiak Parabek ini dalam rangka mencari dana berupa bantuan dari ummat Islam, yang hasilnya ternyata cukup banyak dan kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Sebelumnya, Daud Rasyidi bersama-sama dengan Syekh Ibrahim Musa Parabek telah turun pula berjalan kaki mengelilingi daerah-daerah Minangkabau. Tujuan Daud Rasyidi ”turba” dengan Inyiak Parabek ini dalam rangka mencari dana berupa bantuan dari ummat Islam, yang hasilnya ternyata cukup banyak dan kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Beliau juga seorang ulama idealis yang tidak bisa ”dibeli”
oleh pihak penjajah – baik ketika zaman Belanda maupun Jepang. Daud Rasyidi
beruntung hidup di tiga alam yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang dan Pasca
Kemerdekaan. Dalam setiap masa tersebut, kontribusi Daud Rasyidi sangat
signifikan. Idealisme dan konsistensi sikap Daud Rasyidi terlihat dengan jelas
pada tiga zaman tersebut. Beliau selalu memegang prinsip yang diyakininya
benar, walaupun ”suasana zaman” berubah. Beliau akan terus tercatat dalam tinta emas sejarah intelektual dan
perjuangan masyarakat Sumatera Barat. Hari itu, Senin
tanggal 26 Januari 1948, di waktu sholat maghrib di Surau Inyiak Djambek, Daud
Rasyidi bertindak sebagai imam sholat.
Tepat pada tahyat pertama setelah membaca tasahut awwal ketika ketiak akan berdiri, kaki Daud Rasyidi tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Beliau-pun rubuh. Salah seorang jamaah yang sengaja menghentikan atau memutuskan sholat-nya, menyambut tubuh Daud Rasyidi. Beberapa saat kemudian, putra Balingka ini menghadap sang khalik. Tanggal 27 Januari 1948, bertepatan dengan 15 Rabiul Awwal 1368 H., jenazah Daud Rasyidi dikebumikan disamping makam sahabatnya, Syekh Muhammad Djamil Djambek di Bukittinggi
Tepat pada tahyat pertama setelah membaca tasahut awwal ketika ketiak akan berdiri, kaki Daud Rasyidi tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Beliau-pun rubuh. Salah seorang jamaah yang sengaja menghentikan atau memutuskan sholat-nya, menyambut tubuh Daud Rasyidi. Beberapa saat kemudian, putra Balingka ini menghadap sang khalik. Tanggal 27 Januari 1948, bertepatan dengan 15 Rabiul Awwal 1368 H., jenazah Daud Rasyidi dikebumikan disamping makam sahabatnya, Syekh Muhammad Djamil Djambek di Bukittinggi
Sumber : http://ikbpadang.blogspot.com/
Description: Syekh Haji Daud Rasyidi
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Syekh Haji Daud Rasyidi