Published On:Sabtu, 21 Januari 2012
Posted by Unknown
Pikumbuah Sejuta Asa
Kota ini masih seperti dulu, tenang, sejuk, dan nyaman. Ya.. walaupun
aku telah merantau darinya satu setengah tahun ini.. (padahal
merantaunya cuman ke Padang lagi..wkwk ) Nggak bermaksud lebay, tapi ya memang seperti itulah adanya. Payakumbuh (baca: pikumbuah), kampung halamanku tercinta.
Tapi, sebenarnya kota Batiah ini tidak seratus persen sama seperti dulu, tentu adalah perubahannya.. Payakumbuh semakin tumbuh berkembang, semakin cantik dan semakin menawan. Nggak bermaksud lebay lagi, tapi ya memang gitu. (hha.. *apalah.. Teringat waktu ku kecil, ku mengira Payakumbuh ini cuman sekeliling aku berlari, hingga SMA aku baru tahu Payakumbuh ini besar juga ya wilayahnya. Haha.. (*Maklum lah aku ga sering kelayapan sana sini).
Kota yang berada di hamparan kaki Gunung Sago dan Gunung Bungsu ini suhunya sekitar 26 °C, dikelilingi lembah dan perbukitan. Ketinggiannya sekitar 514 meter dari permukaan laut. Kalau dari Padang jaraknya sekitar 120 km atau 3 jam perjalanan kalau naik bus (tranex, sinamar, ayah, dan teman2nya..), deket kok.. Atau cuman 30 km dari Kota Bukittinggi, sekitar 40 menit perjalanan.
Sejarahnya, Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh
pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang dimulai sejak keterlibatan
mereka dalam perang Padri, dan kemudian kawasan ini berkembang menjadi
depot atau kawasan gudang penyimpanan dari hasil tanam kopi dan terus
berkembang menjadi salah satu daerah administrasi distrik pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda waktu itu.
Selain itu, kota ini dibelah oleh sungai yang bernama Batang Agam,
menurut cerita kakek nenek dulu.., dari salah satu kawasan di dalam kota
ini terdapat suatu nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik (Batang Tabik
sekarang ni.. ) dan pada tahun 1840, Belanda membangun jembatan batu
untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang.
Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.
Rating: 4.5
Tapi, sebenarnya kota Batiah ini tidak seratus persen sama seperti dulu, tentu adalah perubahannya.. Payakumbuh semakin tumbuh berkembang, semakin cantik dan semakin menawan. Nggak bermaksud lebay lagi, tapi ya memang gitu. (hha.. *apalah.. Teringat waktu ku kecil, ku mengira Payakumbuh ini cuman sekeliling aku berlari, hingga SMA aku baru tahu Payakumbuh ini besar juga ya wilayahnya. Haha.. (*Maklum lah aku ga sering kelayapan sana sini).
Kota yang berada di hamparan kaki Gunung Sago dan Gunung Bungsu ini suhunya sekitar 26 °C, dikelilingi lembah dan perbukitan. Ketinggiannya sekitar 514 meter dari permukaan laut. Kalau dari Padang jaraknya sekitar 120 km atau 3 jam perjalanan kalau naik bus (tranex, sinamar, ayah, dan teman2nya..), deket kok.. Atau cuman 30 km dari Kota Bukittinggi, sekitar 40 menit perjalanan.
Letak Payakumbuh di Peta Sumatera Barat
Pasar payakumbuh jaman doeloe
Salah satu sudut jembatan ratapan ibu
Jembatan tersebut menjadi terkenal dan bersejarah karena menjadi
tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda di zaman
penjajahan. Dari cacatan sejarah, para pejuang kemerdekaan Indonesia
yang tertangkap Belanda digiring menuju jembatan tersebut, lalu disuruh
berbaris di bibir jembatan. Setelah itu, mereka dieksekusi dengan
tembakan senjata api, sehingga tubuh mereka langsung jatuh ke Sungai
Batang Agam dan dihanyutkan arus deras. Masyarakat, terutama kaum
wanita, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para
pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta
dihanyutkan air. Untuk mengenang peristiwa itu, maka jembatan tersebut
diberi nama “Ratapan Ibu”. Disana juga dibangun sebuah patung wanita
paruh baya sedang menangis menyaksikan kekejaman tentara Belanda di
areal jembatan tersebut.
Patung Ratapan Ibu, dilihat dari samping.. *Itu tangannya menunjuk ke arah sungai..
Oke
ya, sekarang aku mw ngajak teman-teman keliling jalanan kota
Payakumbuh.. Pertama kita lihat dulu bangunan-bangunan penting dan
bersejarah yang ada. Cekidot.
Gerbang Kota Payakumbuh (dari arah Bukittinggi)
Balaikota Payakumbuh, bangunan besar pertama yang keliatan di pinggir jalan kota..
Kantor DPRD kota Payakumbuh, di Koto Nan IV
Tugu Adipura Payakumbuh, sebagai kota Sehat dan kota Bersih dari Pemerintah Pusat (gambar ini hasil searching di mbah google)
Stasiun Payakumbuh dulu dan sekarang.. (tapi sekarang telah mnjadi bangunan museum, tidak difungsikan lagi..)
Sudut jalan kota di pagi hari yang dingin…brrr
Aktifitas warga kota di pagi hari.. (itu ada mall nya juga..hha..)
salah satu pemandangan lazim di sudut pusat kota
Labuah basilang, disana terlihat tugu
berlambang kota Payakumbuh dan di atasnya seperti bambu runcing besar
yang melambangkan perjuangan merebut kemerdekaan
kalau melihat rumah ini serasa dimana ya? eropa? hha.. ini masih di payakumbuh. lokasinya agak ke arah mudiak sana.. hoho
Masih banyak lagi sebenarnya, cuman aku belum sempat
mendokumentasikan semuanya. Hehe.. *alasan. wkwk.. Nah, Selanjutnya,
mari kita berkeliling-keliling melihat berbagai obyek wisata yang ada di
kota ini.
Jalan setapak menuju Ngalau Indah, sebuah goa besar dan panjang di dalam bukit Simarajo Payakumbuh.
di dalam goa Ngalau Indah
Bagi yang ingin main air di sekitar
ngalau, ni ada kolam renangnya juga. Kolam renang ini lokasinya di bawah
bukit marajo ngalau indah.. Disini teman2 bisa ketemu sama monyet atau
siamang yg lagi asyik main di pepohonan..wkwkwk..
Yang ini salah satu gambar di ngalau
sampik, terletak berdampingan dengan Ngalau indah. Letaknya dekat jalan
raya lintas Padang-Pekanbaru, disini terlihat wajah pemandangan hutan
hijau dan cantik. Ditambah lagi kalau bisa sampai ke puncak marajo,
pemandangannya sangat spektakuler.. (sayang ga sempat mengabadikan)
Rumah Gadang Sungai Beringin.. yang ini
lokasinya di sungai beringin, objek wisata budaya rumah adat minang.
Isi dalamnya keren lho.. (objeknya bukan yang lagi foto2 itu ya..haha..
maklum ne gambar diculik dari sodara saya..hha)
Salah satu kolam di pemandian aia
tabik.. airnya alami asli dari perbukitan.. ada lagi kolam besar di
balik ni (gambarnya di bawah..). Seger dah mandi di sini.. aia tabik ni
tmpat paling favorit untuk rekreasi wisata air di payakumbuh..
Ini dia kolam pemandian batang tabik..
bisa loncat indah disitu.. haha.. kolam ini posisinya masuk agak ke
dalam dari kolam gambar diatas..
Kalau yang ini ga boleh terlewatkan
oleh warga kota.. Pacu kudo! Biasanya diadakan skali setahun di GOR
lapangan kubu gadang payakumbuh.. Meriah sangat la pokoknya.
Pacu itiak, sebuah tradisi perlombaan pacu itik di payakumbuh.. serooo..!!
Yang ini lain lagi.. pacu jawi. Masih di payakumbuh.. biasanya event ini diadakan pada musim panen..”
Nah, yang satu ini asli di payakumbuh..
Kalau malam hari, di tengah pasar malam pusat kota payakumbuh, grup
saluang / seni musik tradisional minang ini akan menemani malam2 kita di
kota ini..
Capek jalan seharian? Sebenarnya
kunjungan wisata kita masih banyak.. hoho.. Untuk refreshing, payakumbuh
juga menyediakan wisata perut (kuliner maksud saya..hehe) dan wisata
belanjaan.. hehe.
Paling asik ke pasar naik bendi ne.. ajipp
Beras rendang (baca: Bareh randang), temannya gelamai.. enak lhoo.. rasanya empuk n bikin ketagihan. Asli payakumbuh juga.
Yah.. itulah secuil tentang payakumbuh..
Kota kelahiranku, kota tempatku dididik dan dibesarkan. Semoga tulisan
ini bisa mengobati kerinduanku akan Payakumbuh suatu hari nanti, jika ku
berada jauh di negeri orang dan tak punya waktu untuk pulang ke sana. Pikumbuah.., what a wonder.
Sumber : http://sandurezu.wordpress.com/
NB: Gambar-gambar di atas adalah hasil dari searching beberapa situs di internet dan beberapa di antaranya saya sendiri yang mengambil fotonya.Description: Pikumbuah Sejuta Asa
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Pikumbuah Sejuta Asa
Alamat pastinya rumah ala eropa itu dimana ya? Makasih