Headlines
Published On:Jumat, 20 Januari 2012
Posted by Unknown

Kubang, Nagari yang Merambah Dunia Lewat Martabak dan Songket (2)

Kubang
MEGAH: Masjid Raya Kubang, dibangun urang rantau dan urang kampuang. Ini salah s
Tempoe doeloe, Nagari Kubang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, memiliki wilayah teramat luas. Saking luasnya, Nagari Kubang telah dua kali melewati pemekaran nagari. Sehingga lahirlah Nagari Pauhsangik di Kecamatan Akabiluru dan Nagari Simpangsugiran di Kecamatan Guguak.

PAUHSANGIK dan Simpangsugiran dulunya merupakan bagian tidak terpisahkan dari nagari kami,” ujar Wali Nagari Kubang, Hemmy Setiawan, didampingi Ketua Kerapatan Adat Nagari Kubang H HB Datuak Marajo Nan Kayo, dan Ketua Badan Musyawarah Nagari Kubang Azmi Agus, pekan lalu.

Hanya saja, sambung Hemmy, sekitar tahun 1950-an, masyarakat yang tinggal di Pauhsangik, memilih mendirikan nagari sendiri. Begitupula warga yang tinggal di Simpangsugiran. Mereka, resmi berpisah secara administrasi dari Nagari Kubang, sejak 23 Juli 2003 silam.

Sejak Pauhangik dan Simpangsugiran menjadi dua nagari, wilayah Kubang tinggal 7 jorong (setingkat desa/dusun di pulau Jawa). Ketujuh jorong itu, Jorong Kubang, Jorong Kotobaru, Jorong Tanjuangbarulak, Jorong Kotosarikat, Jorong Limo Koto, Jorong Taratak, dan Jorong Siamangbunyi. Kendati Kubang tinggal 7 jorong, namun hubungan sosial-budaya masyarakat Kubang dengan masyarakat Pauhsangik dan Simpangsugiran, sampai sekarang tidak bisa dipisahkan.

Tidak hanya dengan masyarakat Simpangsugiran dan Pauhsangik, warga Kubang merasa memiliki hubungan sosial-budaya. Dengan warga dua nagari lain di Kecamatan Guguak, yakni Nagari Nagari VII Koto Talago dan Nagari Guguak VIII Koto, orang Kubang juga meyakini, punya tali kekerabatan.

Menurut Hemmy, kekerabatan antara warga Kubang dengan warga Nagari VII Koto Talago dan Guguak VIII Koto, terbangun lewat keyakinan sejarah, bahwa nenek-moyang mereka, sama-sama berasal dari Gunuang Marapi dan sama-sama berekspansi ke daerah yang di Minangkabau, disebut dengan Luak Limopuluah Koto.

“Kami percaya, nenek-moyang kami tergabung dalam rombongan 50 orang dari Gunuang Marapi yang ekspansi ke Luhak Limopuluah Koto. Mereka melewati Padangsiontah, Batang Lampasi, Pauhsangik, Siamangbunyi, Limokoto, Taratak, Kotosarikat, Kubang, VII Koto Talago, dan Guguak VIII Koto,” ujar Hemmy.

Kawasan Padangsiontah, kini berada di Situjuah limo Nagari. Sedangkan Batang Lamposi, sungai yang melewati Limapuluh Kota dan Payakumbuh. Adapun Pauhsangik, Siamangbunyi, Limokoto, Taratak, Kotosarikat, Kubang, VII Koto Talago, dan Guguak VIII Koto, kini berada di Akabiluru dan Guguak.


Kubang Sekarang

Kini, luas Nagari Kubang tinggal 3.100 hektare. Penduduknya yang menetap di kampung, 6.119 jiwa. Rinciannya, 2.751 petani, 68 PNS, 213 pensiunan, 188 bergerak di sektor swasta, dan 561 lainnya masih belum punya pekerjaan tetap. Mereka, tersebar pada 7 jorong yang masing-masing dipimpin seorang kepala jorong.

Ketujuh kepala jorong; Kepala Jorong Kubang Afrinaldi, Kepala Jorong Kotobaru Muslim, Kepala Jorong Tanjuangbarulak Jafri, Kepala Jorong Kotosarikat M Dahri, Kepala Jorong Limokoto Yunaldi, Kepala Jorong Taratak Fachrizal, dan Kepala Jorong Siamangbunyi Yusri Chandra.

Selain dibantu ketujuh kepala Jorong, Hemy dalam menjalankan tugas sebagai wali nagari Kubang, dibantu Plt Seknag merangkap Kaur Pemerintahan Asnul Arifin, Kaur Pembangunan Mezil Azmi, dan Kaur Administrasi/Keuangan Suriati Idra Zilma.

Mereka, selalu berkoordinasi dengan KAN yang dipimpin H HB Datuak Marajo Nan Kayo, Bamus yang dipimpin Azmi Agus, LPM yang dipimpin Mohammad Zikri, Bundo Kanduang yang dipimpin Salma, Kelompok Lansia Bahagia yang dipimpin Adri Yeti, dan Kelompok Lansia Sehat yang dipimpin Hj Zuwirida.

Nagari Kubang memiliki 9 Masjid dan 23 surau, sebagai sarana ibadah sekaligus sosial. Masjid Raya Kubang, merupakan masjid megah yang dibangun urang rantau dan urang kampuang. Sedangkan untuk pendidikan, Kubang punya 1 lembaga PAUD, 4 TK,  8 SD, 1 SMP, dan 1 MTS.

Kubang juga memiliki 19 TPA/TPSA dan 5 MDA, untuk pendidikan agama warganya. Sedangkan untuk kesehatan, Kubang memiliki 12 Posyandu, 7 Polindes, dan 3 Pustu. Adapun untuk olahraga, Kubang punya 4 lapangan bola kaki, 4 arena bulu tangkis, 8 lapangan volly, 2 arena takraw dan 1 arena terbang layang.

Bicara soal potensi nagari, Kubang memang memiliki banyak perantau hebat dan sukses. Walau demikian bukan berarti nagari ini tidak punya sumber daya alam untuk diolah.  Luas lahan pertanian di nagari ini saja mencapai 953 hektare. Umumnya ditanami padi, setelah itu baru ditanami cabe dan palawija lain.

Lantaran memiliki areal pertanian yang luas, program ‘Padi Tanam Sabatang’ sudah tidak lagi asing bagi petani Kubang. Bahkan, kelompok tani Baruah Tunggang di Jorong Kotobaru, mewakili Sumbar ke tingkat nasional.  

Kendati punya potensi bagus di bidang pertanian, tapi irigasi di Kubang belum terbangun sempurna. Dari empat jaringan irigasi di Kubang, dua irigasi masih tradisional, belum memenuhi standar teknis. Yakni, irigasi Bandar Panjang dan Bantiang Bagak di Jorong Siamangbunyi.

Dua irigasi lainnya; irigasi Taratak di Jorong Limokoto dan irigasi Batang Kapuan di Jorong Kotosarikat, salurannya masih tanah. Dinas PU melalui PSDA, diharapkan dapat membangun dan memperbaiki keempat irigasi tersebut, sehingga infrastruktur pertanian di Kubang lebih lengkap.

Nagari Kubang memiliki areal perkebunan seluas 165 hektare. Hampir semua areal ditanami kakao, karet dan tembakau. Sedangkan luas hutan di Kubang sekitar 560 hektare. Hanya saja, hutan di Kubang berada pada kemiringan 45 persen, sehingga rawan longsor.

Pada bidang peternakan, di Kubang terdapat 716 ekor kerbau dan sapi. Salah satu kelompok ternak di Kubang, yakni kelompok Limo Jaya di Jorong Limokoto, memperoleh dana hibah senilai Rp440 juta dari Dirjen Peternakan RI, untuk penyelamatan sapi produktif.

“Melihat besarnya potensi peternakan, kami bertekad menjadikan Kubang sebagai sentra ternak sapi di kawasan Utara Limapuluh Kota. Kami juga siap mendukung program satu petani-sapi yang diluncurkan gubernur. Kalau bisa, program itu lebih membumi lagi, sehingga dirasakan masyarakat,” ungkap Hemmy.

Selain peternakan sapi, Kubang juga memiliki potensi peternakan ayam potong. “Di nagari kami terdapat fasilitas kandang ayam potong untuk 75 ribu ekor. Ini dikelolah dengan  sistem PIR. Selain itu juga ada masyarakat yang memelihara ayam potong perseorangan,” papar Hemmy. (***)

Klik Bintang Untuk Voting Anda
Rating: 4.5
Description: Kubang, Nagari yang Merambah Dunia Lewat Martabak dan Songket (2)
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Kubang, Nagari yang Merambah Dunia Lewat Martabak dan Songket (2)


About the Author

Posted by Unknown on Jumat, Januari 20, 2012. Filed under , , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

By Unknown on Jumat, Januari 20, 2012. Filed under , , , , . Follow any responses to the RSS 2.0. Leave a response

0 comments for "Kubang, Nagari yang Merambah Dunia Lewat Martabak dan Songket (2)"

Posting Komentar
Latest Posts :

Hotel

Kuliner

Wisata

Artikel Lainnya » » More on this category » Artikel Lainnya » »

Musik

Tari

Ukiran

Artikel Lainnya » » Artikel Lainnya » » Artikel Lainnya » »

Top Post

Coment

Adat

Artikel Lainnya»

Budaya

Artikel Lainnya »

Sejarah

Artikel Lainnya »

Tradisi

Artikel Lainnya »

Di Likee "Yaaa.." Kalau Postingan Di sini Sangat Bermanfaat Dan Membantu bagi Anda ..

VISITORNEW POST
PageRank Checker pingoat_13.gif pagerank searchengine optimization Search Engine Genie Promotion Widget ip free counter