Published On:Jumat, 20 Januari 2012
Posted by Unknown
Warga Kembangkan Kembali Tenun Kubang
LIMAPULUH KOTA — Produksi
usaha industri kecil tenun Kubang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh
Kota, kembali diminati konsumen. Usaha tersebut kini ditekuni oleh 50
orang pengrajin dengan 3 pengusaha. Walau usaha tersebut masih
memanfaatkan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Sekarang
sekitar 80 unit ATBM beroperasi, mulai dari memproduksi kain dengan
bidang lebar dan bidang kecil. “Kita optimis terbuka lapangan kerja,
karena sebagian kelompok-kelompok tenun lama kembali beraktifitas,
bagaikan mambangkik batang tarandam,” ungkap Walinagari Kubang, Helmi Setiawan di Payakumbuh, kemarin.
Menurut
dia, semangat masyarakat dalam mengembangkan usaha tenun kembali
sebagai sumber pendapatan dan mengatasi pengangguran. Namun kendala
yang dihadapi dalam pengembangan tenun itu, bahan baku yang sangat
terbatas. Kini didatangkan dari Silungkang.
Namun
beberapa bulan lalu bahan itu sudah ada yang didatangkan dari Jakarta
melalui perantau. Sehingga aktifitas pengrajin mulai kontinyu yang
dikelola oleh tiga pengusaha yang punya perhatian terhadap industri
kecil itu, mereka adalah Risna Ridwan,Marni Geneng dan Dewi Reni
Sementara
pemasaran produksi mulai teratur, selain mampu memenuhi kebutuhan
konsumen Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, produksi tenun dibeli
pemkab setempat untuk baju seragam mingguan PNS dengan harga yang
bervariasi. Produksi kain bidang lebar dijual Rp200 ribu perlembar,
sedangkan bidang kecil harganya Rp80 ribu hingga 150 ribu per lembar.
Dikatakan,
pada masa lalu sekitar tahun 1960 hingga tahun 1980-an tenun Kubang
sempat berjaya. Waktu itu mayoritas memproduksi kain sarung. Tidak kalah
bersaing dengan kain sarung tenun Silungkang, hasil produksi banyak
dipasarkan ke luar daerah dan bahkan sempat di pasarkan ke Negara
tetangga, Malaysia.
Hampir
setiap rumah di negeri Kubang dan sekitarnya di Kecamatan Guguk ini
membuka usaha sendiri, bergabung dengan kelompok tenun Kubang. Tidak
sedikit pula tenaga kerja yang terserap di bidang usaha tersebut,
terutama di gudang H. Tabrani, H. Nahrawi, dan gudang H.Bustami serta
pada sejumlah gudang lainnya.
Gudang
ini masa lalu dibangun dengan semi permanen, namun kini hanya menjadi
kenangan, sebagai peninggalan sejarah. Kini sebagian gudang sudah tidak
berfungsi telah ditinggalkan. Bahkan ada pula gudang itu yang telah
lapuk ditelan usia.Masih terngiang bagi kita bunyi alat tenun yang
dikerjakan oleh gadis-gadis Kubang, siang dan malam. “Kami hanya
mempergunakan lampu togok sebagai alat penerang pada malam hari waktu itu untuk bekerja,“ kenang ibuk Ida (h/zkf)
Source : harianhaluan.com |Sabtu, 25 Juni 2011 02:14
Description: Warga Kembangkan Kembali Tenun Kubang
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Warga Kembangkan Kembali Tenun Kubang