Published On:Sabtu, 21 Januari 2012
Posted by Unknown
Ekspedisi Kecil-kecilan ke Gua Batu Batirai
 
Sudah
 enam tahun lebih saya bertugas di instansi yang mengurus sektor 
kepariwisataan di Kota Padang Panjang, mulai dari UPTD Pariwisata, 
Kantor Parsenibud sampai Dinas Porbudpar saat ini. Dalam rentang waktu 
tersebut telinga saya cukup akrab dengan kata kata Goa Batu 
Batirai..setiap menyebut potensi pariwisata Padang Panjang, kata itu 
selalu muncul, bahkan dalam tesis saya tentang pengembangan sektor 
kepariwisataan Kota Padang Panjang setahun yang lalu, Goa Batu Batirai 
juga tidak luput saya cantumkan sebagai salah satu potensi wisata Padang
 Panjang.
Namun.. Jujur, saya belum pernah melihat secara langsung goa tersebut. bertahun-tahun saya penasaran dengan yang namanya Goa Batu Batirai tersebut..bagaimana rupa sebenarnya..benarkah seperti cerita orang yang pernah berkunjung kesana bahwa didalam goa tersebut dapat dilihat bentuk-bentuk batu menyerupai tirai. Ah..jadi makin penasaran nih. Tapi untuk sementara waktu rasa penasaran itu mesti dipendam dulu karena belum ada kesempatan yang pas untuk melihatnya secara langsung, setidaknya sampai hari Kamis kemarin tanggal 11 Februari 2010
Seminggu sebelumnya Pak Eri (Kasi OSP Dinas Porbudpar) mengabarkan rencana survei lokasi Goa Batu Batirai sebagai langkah awal pembuatan Master Plan Pengembangan Objek Wisata tersebut..Wah Kesempatan nih..saya mesti ikut.. sudah enam tahun penasaran soalnya..Setelah Pak Eri diskusi dengan atasan dan Big Boss akhirnya disepakati survey dilaksanakan hari Kamis tanggal 11 Februari 2010,
“Sengaja dipilih hari kerja biar banyak yang bisa ikut”gitu alasan Pak Eri kemarin.
Nyatanya memang banyak juga yang berminat untuk ikut, lebih kurang 20 orang termasuk Big Boss Mr. Zulkarnain Harun, Kabid Pariwisata Mr. Nasrul Yahya, dan Sekretaris Dinas Mr. Suarmin, ditambah unsur dari Dinas Pekerjaan Umum dan Bidang Penanaman Modal Bappeda. Siip..lah, akhirnya jadi juga ke Batu Batirai.
Jam 9.30 berangkat dari kantor menuju lokasi, molor 30 menit dari jadwal semula.. biasalah kalau orang Melayu bikin jadwal, ngaret !!. Niat semula sebenarnya mau jalan kaki dari kantor, tapi mengingat waktu sudah molor tadi akhirnya rombongan di drop pake mobil kantor ke titik start menuju lokasi, tepatnya di kawasan TPA Sungai Andok..Kel Kampung Manggis.
Eee..ternyata sampai di TPA Sungai Andok, bukannya langsung berangkat kelokasi tapi nyantai dulu..alasannya nunggu Pak Nasrul Yahya dulu yang lagi nyari nasi bungkus untuk bekal anggota rombongan. Salut juga buat Pak Kabid yang turun langsung untuk urusan konsumsi..mantap ! Jadi ceritanya..ya gitu..semua rela menunggu.. Urang Awak kalau lagi bikin acara pasti menempatkan urusan perut ini sebagai salah satu agenda penting..jadi disuruh nunggu nasi bungkus barang setengah jam ya ikhlas aja..daripada nekad jalan tanpa bekal.. bisa-bisa tajilapak alias tumbang dijalan
Setelah menunggu lebih kurang setengah jam akhirnya yang ditunggu datang juga..begitu nonggol Mr Nasrul Yahya atau yang biasa di sapa Ajo ini langsung pengumuman
“ Nasi di baok surang-surang, kalau ndak namuah mambaok, ndak ka makan ndak anti..daripada taniayo pulo kawan mambaok an “ (Yang nggak ngerti bahasa Minang, coba tanya sama kawan yang dari Padang ya ! he..he)
Aturan sih tinggal aturan.. realisasinya tetap aja kawan yang membawa ransel yang marasai. Habis, ranselnya terlihat lapang sehingga masih bisa dititipin nasi barang dua tiga bungkus. lagian masa Kadis disuruh nenteng-nenteng nasi bungkus masuk hutan, naik bukit lagi..Yah terpaksa kawan yang bawa tas jadi sasaran.. ..he..he..siapa suruh bawa ransel !

(“Nasi baok surang-surang…..!”)
Setelah urusan nasi bungkus selesai..semua siap berangkat..eit tunggu dulu..“foto dulu !”kata boss
“Anggap sajo acara awak ko ekspedisi Batu Batirai’” sambung Beliau.
Yah..bolehlah..ekspedisi kecil-kecilan..karena rute yang akan ditempuh sebenarnya singkat..


Let’s go…
Setelah jepret dua tiga kali oleh Pak Jasriman dari SKH Singgalang 
kita pun berangkat..Bismillah..!. jalan masuk ke lokasi Goa Batu Batirai
 terletak di kaki bukit arah barat daya TPA Sungai Andok. Begitu start 
jalurnya langsung mendaki dengan kemiringan beragam. Walaupun jalur yang
 dilalui berupa jalan setapak namun kelihatannya jarang dilalui kecuali 
oleh para pencari kayu..hal ini terlihat dari tidak begitu tersibaknya 
tumbuhan disisi jalur tersebut, sebagian besar jalur yang dilalui tidak 
tekena sinar matahari langsung sama sekali..artinya benar-benar 
hutan..lembab.
Langsung menanjak
 
“Awas licin, pak Eri !”
meskipun tanjakan yang ditempuh terkadang cukup terjal bahkan ada 
yang sampai 45 derajat..namun tidak terlalu berat bagi anggota 
rombongan..tak ada kawan yang terlihat ngos-ngosan selama 
perjalanan..bahkan para ahli hisap alias perokok macam pak yal..pak Bai 
dan Pak Sekdis pun nampak santai.Selama perjalanan, pada titik-titik tertentu ketika ada spot atau momen yang menarik sayapun memainkan Olympus kesayangan saya..walaupun cuma pocket camera tapi lumayanlah buat jeprat jepret. Setelah berjalan selama lebih kurang 30 menit..akhirnya sampai juga di mulut Goa Batu Batirai..Jujur, saya agak kecewa karena ternyata perjalanan ke sana terlalu singkat..Belum jadi keluar keringat..ee ternyata sudah sampai. But It’s OK, yang penting saya sudah berada di depan Goa Batu Batirai.

Dimulut Goa
Dari pengamatan awal saya melihat posisi goa ini, rasanya cukup 
menarik. Di depan mulut yang berukuran tinggi lebih kurang 170 Cm dan 
lebar 3-3,5 m itu ada semacam pelataran atau teras seluas lebih kurang 
20 m persegi yang menghadap ke jurang yang tidak terlalu dalam. Jika ini
 dikembangkan, saya membayangkan didasar jurang itu dibangun tempat 
istirahat semacam gazebo. Mulut Goa yang lumayan lebar itu terletak 
dibawah bebatuan cadas berukurun raksasa. Begitu melangkah masuk ke 
mulut Goa, hawa lembab langsung terasa dan gelap tentunya..Ya iyalah 
namanya goa..kalau terang benderang itu namanya mall. Nah gelap ini yang
 jadi masalah..soalnya tak satupun dari anggota rombongan yang membawa 
lampu senter yang memadai..yang ada cuma 2 senter kecil.. alasannya sama
 semua..lupa !!“Padahal tadi sudah disiapkan” Kata Pak Yal
Heran…Kalau nasi bungkus kok nggak ada yang lupa ya..!
Tapi mau gimana lagi semua sudah sampai di mulut Goa..ya mesti masuk..masa mau balik lagi ngambil senter gede. Dengan penerangan seadanya sebagian rombongan pun bergerak masuk, bahkan Pak Suarmin sang Sekdis pun sampai ngeluarin senter korek apinya..Lha piye tho pak ! masa masuk goa senternya cilik banget.. tapi tak apalah namanya juga ekspedisi kecil-kecilan, dadakan lagi ya pak !. Gara-gara gelap juga akhirnya Sang Big Boss nggak jadi masuk..akhirnya beliau cuma teriak dari luar
“Hati-hati”
“Watch your back”
“Keep going..I’m here watching you all !”
Begitulah seorang Boss, karena gelap jadi Tut Wuri Handayani ! Mendorong staf masuk Goa ha..ha ! (Peace Pak Zul…!!)
Walaupun tanpa memegang senter saya ikut masuk..pikiran cuma satu ngambil foto, karena dari awal sudah punya niat juga masukin foto-foto Goa Batu Batirai kedalam Blog ini..mudahan Flash lamp nya Olympus ini cukup kuat menjangkau objek.
sret..sret..lampu camera pun bertubi-tubi. Ceritanya, ini model memotret tanpa tahu apa yang dipotret..yang penting arahkan camera dalam kegelapan..persetan dengan angle dan segala macam teori.. selanjutnya terserah lampu kilat..apa yang tertangkap ya itulah hasilnya..dalam ilmu fotografi ini model apa ya ?
Namun dari sekian foto yang didapat ternyata ada juga satu dua yang pas menangkap objek, ada stalagtit juga, relief-reliaf abstrak yang terbentuk secara alamiah, walaupun tidak seeksotis yang biasa kita lihat di majalah-majalah adventure namun lumayanlah. Disamping bentuk-bentuk yang abstrak sekali, relief yang ada dalam goa itu ada yang menyerupai kodok, kaki yang menjulur dan tirai tentunya. (Barangkali dari ukiran alam yang berbentuk tirai itulah makanya goa ini di namakan Goa Batu Batirai) Ini beberapa foto yang didapat..kalau hasilnya pas-pasan mohon dimaklumi namanya juga produk kamera saku dengan gaya membabi-buta.




Puas memotret, saya pun menyusul kawan-kawan yang lain yang terus bergerak maju ..ternyata Goa ini tidak terlalu panjang, namun makin kedalam makin sempit, mendaki dan ternyata TEMBUS. Karena gelap, licin dan lembab semua harus hati-hati, akhirnya satu persatu sampai juga di mulut goa yang satunya. Berbeda dengan mulut Goa yang lebar, maka mulut goa yang satunya lagi sangat sempit, cuma seukuran badan sehingga kalau mau keluar harus satu-satu dan sedikit merayap. Sesampainya diluar, dapat lagi satu kesimpulan bahwa ternyata goa ini tempat aliran air dikala hujan. Karena lubang tembus yang sempit itu berada disebuah dasar cerukan berdiameter lebih kurang 4 meter, Pantas saja lembab dan lantai goa dipenuhi endapan tanah yang cukup tebal.
Akhirnya, terobati juga penasaran saya akan Goa Batu Batirai, walaupun kondisinya tidak terlalu sesuai dengan harapan saya. Dari awal saya membayangkan goa ini kering, namun ada aliran air didasarnya serta lorongnya cukup panjang. Ternyata Goa Batu Batirai lembab dan terlalu pendek.
 
Cuma seukuran badan..
Dengan berjalan memutar kekanan dari lubang tembus goa, kita sampai kembali dimulut goa..And it’s time for lunch I guess.
 Ternyata yang lain juga satu pikiran..tanpa komando semua ngeluarin 
nasi bungkusnya..dan Bismillah.. suap pun turun naik mengisi kekosongan 
jiwa eh lambung maksudnya. Karena nasi bungkus sudah dijatah, tak ada 
lagi istilah tambuah ciek..lagian pasti nggak ada yang mau nambah lagi, lha wong bungkus nasinya sudah sebesar induk ayam gitu.
 
“Jan babaso-baso pak !”
Setelah perut terisi dengan separo induk ayam tadi..rasanya otak 
sudah bisa diajak untuk menganalisa kawasan Goa Batu Batirai ini. Yang 
namanya potensi wisata tentunya Goa Batu Batirai  sah-sah saya untuk 
dikemukakan, namun persoalan kedepan bagaimana potensi itu bisa diubah 
menjadi objek yang layak jual. Jika Pemerintah Kota Padang Panjang 
memang ingin menjadikan Padang Panjang sebagai salah satu daerah tujuan 
wisata tentunya  pengembangan kawasan Goa Batu Batirai ini perlu 
dipertimbangkan. Hal ini untuk melengkapi jenis wisata yang ada di 
Padang Panjang yang dominan dengan wisata budaya dan kuliner. Dengan 
pengembangan kawasan Goa Batu Batirai diharapkan  Padang Panjang 
memiliki objek wisata minat khusus dan petualangan
 
Santai sejenak dengan latar belakang air terjun
Master Plan Pengembangan Goa
 Batu Batirai yang akan segera dirumuskan ini hendaknya benar-benar 
mempertimbangkan semua faktor terkait. Baik yang mendukung maupun 
penghambat. Misalnya infrastruktur, dukungan masyarakat, jarak, estimasi
 minat dan jumlah kunjungan semuanya harus dilakukan study yang 
mendalam. Sehingga begitu kawasan ini di pandang feasible untuk 
dikembangkan maka pemerintah harus komit dengan masterplan
 yang dirumuskan itu, namun jika tidak layak maka jangan pula dipaksakan
 karena hanya akan berujung kemubaziran. Barangkali cakupan pengembangan
 Goa Batu Batirai itu tidak cuma terfokus pada goa dan akses tok, tapi 
mencakup juga kawasan sekitar. Karena berdampingan dengan akses ke Goa 
Batu Batirai terdapat potensi air terjun yang cukup menarik untuk 
dikembangkan juga yang dipadukan dengan aktifitas masyarakat menambang 
batu cadas limestone.  Jadi 
ketika eksistensi Goa Batu Batirai belum cukup kuat untuk dikembangkan 
menjadi objek wisata tunggal maka perlu ditopang olah objek wisata lain 
didekatnya, yaitu air terjun tadi. Kedepan di kawasan itu pengunjung 
bisa menikmati wisata minat khusus menelusuri Goa dan  menikmati 
keindahan pesona air terjun sambil mengamati aktifitas penambangan batu 
cadas. SemogaSumber : http://rainytown1790.wordpress.com/
(Ditulis Oleh : Januardi)
Description: Ekspedisi Kecil-kecilan ke Gua Batu Batirai
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Ekspedisi Kecil-kecilan ke Gua Batu Batirai













