Penyambutan Di Rumah Pengantin wanita
Penyambutan Di Rumah Pengantin wanita



Setelah  marahpulai dijemput oleh pihak keluarga anak daro, maka tibalah saat  nya marahpulai dinanti-nanti dengan uapacara kebesaran. Seperti kita  tahu, bahwa pelaksanaan akad nikah dapat dilaksanakan di rumah,dimesjid  atau di gedung pertemuan.Di semua tempat pelaksanaan akad nikah itu akan  disertai dengan upacara penyambutan calon mempelai pria secara khidmat  sesuai dengan upacara adat di nagari setempat. Bila akad nikah  dilangsungkan dirumah calon mempelai wanita, maka acara penyambutan  kedatangan calon mempelai pria dengan rombongannya di rumah calon  pengantin wanita dilaksanakan menurut prosesi tertentu pula
Jika di tanah Jawa akan menampilkan janur kuning, maka yang menonjol  dalam penyelenggraan acara baralek gadang, si yang empunya hajad akan  menampilkan ke-khasan dan symbol Minangkabau berupa umbul-umbul atau  bendera yang disebut marawa-marawa ala Minangkabau disepanjang jalan  tempat perhelatan. Selain itu dipersiapkan pula permainan musik  tradisional (talempong dan gandang tabuik) untuk memeriahkan suasana.
Pada mulanya penyambutan mempelai peria (marahpulai) dengan payung  kehormatan, diperuntukkan bagi mempelai pria yang berbangsa seperti yang  terjadi di wilayah Padang –Pariaman, yang memiliki gelar tertentu,  seperti Sidi, Bagindo, Sutan. Sekarang ini penyambutan marahpula dengan  payung kuning dapat dilakukan kepada oleh kalangan siapa saja tanpa  memperhatikan kedudukan dan status social marapulai. Akhirnya payung  kuning menjadi satu rangkaian dalam prosesi penyambutan marahpulai..
Demikian pula dengan penyambutan menurut adat kebesaran dengan  tari-tarian adat, seperti; barisan galombang adat yang terdiri dari  pemuda-pemuda berpakaian silat untuk membuka jalan, dan dara-dara  berpakaian adat yang akan menyuguhkan sirih secara bersilang dari pihak  tuan rumah kepada pihak ninik mamak marapulai beserta rombongannya.
Tata cara penyambutan :
Secara garis besar ada empat tata cara menurut adat istiadat Minang  yang dapat dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai wanita dalam  menyambut kedatangan marahpulai, yang dilangsungkan pada empat titik  tempat yang berbeda di halaman rumah anak daro, yaitu :
Pertama;
Memayungi segera calon mempelai pria dengan payung kuning tepat pada  waktu kedatangannya pada titik yang telah ditentukan di jalan raya di  depan rumah atau jikalau rombongan datang dengan mobil, pada titik  tempat marapulai turun dari mobilnya dan akan melanjua kan perjalanan  menuju rumah anak daro dalam arak-arakan berjalan kaki.
Kedua;
Menyambut kedatangan marahpulai dan rombongan dengan tari gelombang  sebagai tarian adat, yang disebut parik paga dalam nagari. Berbagai  ragam penyambutan yang dilakukan oleh pihak keluarga anak daro (CPW),  yaitu ;
· penghormatan pertama melalui penjagaan kiri kanan jalan yang akan dilewati oleh rombongan.
· Pada titik pertengahan jalan, kedua barisan gelombang ini akan bertemu  dengan pimpinannya masing-masing, dan akan melakukan sedikit gerak  persilatan.
Contoh tata cara perkawinan seperti ini, mengambil prosesi yang dilakukan di kampung-kampung di ranah minang pada masa dahulu.
Alkisah, dahulunya jika seorang pemuda akan menuju ke rumah calon  isterinya yang berada dikampung lain, harus dikawal oleh kawan-kawan  sepersilatannya. Sementara itu di Kampung calon isterinya itu terdapat  pula para pemuda yang selalu siap siaga menjaga keamanan kampung. Tidak  jarang antara kedua kelompok pemuda ini sering terjadi kesalah pahaman  sehingga mereka saling menunjukkan ketrampilan dan kelihaian mereka  dalam bersilat. Karena itulah kiasan dari tarian gelombang itu,  merupakan gambaran yang sering terjadi pada masa lalu dan diwujudkan  dengan ada acara persilatan seperti yang terjadi pada masa kini.
Ketika, pertarungan silat itu terjadi, maka persilatan dihentikan,  ketika salah seorang ninik mamak dari tuan rumah datang melerai mereka  dengan carano adat yang sudah berisi sirih pinang. Rangkaian tarian  selanjutnya disambut dengan barisan dara-dara yang menggambar peran  Bundokanduang sebagai limpapeh rumah dan gadang, menyonsong tamu dan  mempersembahkan sirih lengkap dalam carano adat bertutup dalamak ( kain  bludru bertabur kaca bersulam benang emas), dan secara timbal balik  melakukan gerakan tertentu menyilang antara yang datang dan yang  menanti.
Ketiga;
Pada saat itulah dilakukan penghormatan antara kedua belah pihak dengan  cara sembah-menyembah antar wakil rombongan selaku juru bicara dengan  juru bicara pihak tuan rumah, yang dilakukan bertepatan di depan pintu  masuk rumah anak daro (CPW). Sembah menyembah dari pihak Tuan Rumah  adalah sebagai sapaan kehormatan atas kedatangan marahpulai dan  rombongan ke rumah mereka.
Keempat;
Sesampai di pintu rumah, marahpulai disambut dengan tebaran beras kuning  sambil menyampaikan kalimat yang melodius tentang ucapan selamat datang  Marahpulai dan rombongannya. Pihak tuan rumah telah mempersiapkan pula  perangkat penyambutan, yaitu naik manapiak bandua dan maningkek janjang,  dengan cara ; mencuci kaki calon menantunya dengan menuangkan sedikit  air di ujung sepatu marahpulai. Setelah pencucian kaki secara simbolik  ini, maka marahpulai akan menapak masuk ke dalam rumah anak daro,  melalui hamparan kain jajakan putih yang dibentangka, antara pintu  sampai masuk rumah hingga tempat upacara akad nikah akan dilangsungkan.
Pencucian kaki dan berjalan diatas kain putih ini merupakan perlambang  dari harapan-harapan tentang kebersihan dan kesucian hati si calon  menantu itu dalam melaksanakan niatnya untuk mengawini calon isterinya.  Sering juga disebut acara ini mengandung harapan, agar si marahpulai  (CPP), akan membawa segala yang suci dan bersih ke atas rumah anak daro  dan meninggalkan segala yang buruk dan kotor sejak dari halaman.
Jumlah pemuda-pemuda yang terlibat dalam penyambutan dengan tari  gelombang serta gadis-gadis yang menyampiakan persembahan sirih adat,  tergantung kepada besar kecilnya pesta yang diadakan. Namun lazimnya,  jumlah penari ada tujuh orang untuk tiap kelompok, yang terdiri dari :
- tujuh orang penari gelombang dari pihak yang menanti, dan
- tujuh orang dari pihak yang datang
- tujuh orang gadis-gadis yang membawa sirih adata, dan
- tujuh orang untuk pihak rombongan yang datang.
Mengingat efisiensi biaya dan tenaga, upacara penyambutan marahpulai  dengan tarian gelombang dilakukan secara sepihak saja oleh keluarga anak  daro. Artinya barisan gelombang dan dara-dara limpapeh pembawa sirih  hanya disiapkan dipihak keluarga calon pengantin wanita saja.
Busana dalam penyambutan marahpulai :
Pilihan Busana pria dalam penyambutan marahpulai, adalah sebagai berikut :
a. Jas, kemeja, kain sarung, sendal dan kopiah hitam.
b. Jas engku damang, celana panjang dan sampirannya kain songket ringan.
c. Kemeja dan pantalon biasa, dilehernya dikalungkan kain plakat yang  kedua ujungnya terjuntai ke dada. Sedangkan kepala harus memakai kopiah.
d. Kaum ibu dan bundokanduang yang ada di rumah anak daro, dapat  menggunakan ragam busana apa saja. Sebagaimana kita ketahui di Sumatera  Barat terdapat 17 model pakaian adat, yang selalu ditampilkan disetiap  upacara adat resmi.
e. Para pemuda penari gelombang, menggunakan baju silat biasa dengan  celana galembong tapak itiak berkain samping dipinggang dan destar  dikepala.  
 
Gadis-gadis (padusi) limpapeh rumah nan gadang yang membawa sirih,  mengenakan baju kurung dalam berbagai variasi menurut daerah  masing-masing. Hiasan kepala bisa berupa tingkuluak tanduak atau hiasan  kepala yang ringan seperti sunting rendah atau sunting ringan lainnya  yang beraneka ragam bentuknya sesuai pakaian resmi dengan asal nagari.


Music Playlist at MixPod.com
Description: Penyambutan Di Rumah Pengantin wanita
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Penyambutan Di Rumah Pengantin wanita














Pengantin laki laki yg ada di blog ini diambil dari blog saya ya... karena foto yg ditayangkan adl foto ponakan saya.
Tetapi gak apa kok...sayangnya tdk menyebutkan sumbernya