Published On:Jumat, 20 Januari 2012
Posted by Unknown
Sejarah Berdirinya Sekolah Dagang Islam (SDI) Silungkang
Tidak beberapa hari setelah usainya konferensi,
pada permulaan tahun 1940, dibentuklah Panitia Pembangunan untuk
sekolah yang akan didirikan itu. Susunan Panitia Pembangunan yang
terbentuk adalah sebagai berikut :
Tanah ini dibeli dengan harga f 4000 – (empat ratus Gulden) atau senilai 0,25 kg emas murni. Kalau dinilai dengan pasaran tanah di Silungkang pada waktu itu, harga ini adalah harga yang termurah. Diperdapatnya harga yang murah itu dengan perjanjian :
Sepakatlah Panitia untuk memberi nama sekolah yang akan didirikan itu dengan nama tempatnya yaitu “Limau Poeroet Instituut”. Disebarlah panitia untuk mencari dana (keuangan), terutama kepada SSP yang pada waktu konperensi telah menjanjikannya. Waktu itu diperantauan telah bermunculan pedagang-pedagang Silungkang yang berkapital besar seperti :
Pembangunan gedung berikut bangku dan peralatan lainnya menelan biaya f 3000,- (tiga ribu Gulden) atau f 3.400,- dengan harga tanah. Jumlah ini kalau dinilai dengan emas seharga dua seperdelapan kg emas murni.
10 Mei 1940 Jerman menyerang negeri Belanda. Dalam tempo hanya lima hari, Jerman telah menduduki seluruh negeri Belanda tersebut. Setelah selesai pembangunan gedung, dibentuklah pengurus yang akan mengurus sekolah tersebut, dengan susunan pengurusnya sebagai berikut :
Mata Pelajaran ditetapkan :
Jumlah murid yang diterima : 40 orang (nyatanya terpaksa menerima 44 orang)
Mulai belajar : 1 Agustus 1940
Peraturan atau disiplin sekolah adalah baju seragama hijau cap kunci, kepala gundul, tidak dibenarkan pakai sepatu/sandal, tidak dibenarkan membawa uang, tidak boleh keluar malam, tidak boleh merokok.
Tepat menurut rencana, tanggal 1 Agustus 1940 sekolah ini resmi mulai belajar.
Sumber : Bulletin Silungkang, 001/SM/JUNI/1998
Link yang terkait lainnya :
Surat Dari Hamka
Rating: 4.5
- Ketua : H. Muhammad Zein
- Wakil Ketua : Datok Rangkayo Nan Godang
- Sekretaris I : Haroen Rajo Sampono
- Sekretaris II : Ibrahim Jambak
- Keuangan : Hasan Yahya
- Komisaris I : H. Khatab
- Komisaris II : Abdoellah Oesman
- Penasihat : M. Joesoef Panghulu Sati
Tanah ini dibeli dengan harga f 4000 – (empat ratus Gulden) atau senilai 0,25 kg emas murni. Kalau dinilai dengan pasaran tanah di Silungkang pada waktu itu, harga ini adalah harga yang termurah. Diperdapatnya harga yang murah itu dengan perjanjian :
- Tanah ini akan dipergunakan untuk kepentingan sekolah agama.
- Kemanakan H. Ibrahim, Hasan Muhammad yang baru lulus Normal School akan ikut menjadi guru disitu.
Sepakatlah Panitia untuk memberi nama sekolah yang akan didirikan itu dengan nama tempatnya yaitu “Limau Poeroet Instituut”. Disebarlah panitia untuk mencari dana (keuangan), terutama kepada SSP yang pada waktu konperensi telah menjanjikannya. Waktu itu diperantauan telah bermunculan pedagang-pedagang Silungkang yang berkapital besar seperti :
- Boerhan Dalimo Godang, Datuak Onga Basir, Salim Jalil dan lain-lain di kota Surabaya.
- Dt. Sati, M. Joesoef, Ismail, Jalil, H. Ibrahim, dan lain-lain di Betawi (Jakarta).
- A. Fatah St. Malano, A. Moerad Bagindo Tan Pokieh, Naali dan lain-lain di kota Padang.
- Mahmud Yahya, Thaib Yahya, M. Lilah Rajo Nan Sati, H. Syamsuddin, dan lain-lain di kota Medan.
- Oedin Podo, Guur Maafoef, M. Sirin di Malaya
- H. Joemoes Dalimo Godang, M. Joesoef Ngaciek, M. Ibrahim, Maafief Pito Gagah, Manggoto, dan H. Jamin di daerah Jambi.
- Abdoelah, H. Joenoes Dalimo Kosiak, H. Jama dan lain-lian di daerah Riau.
- H. Yahya, H. Kamaluddin, H. Taher, H. Soelaiman dan lain-lain di kota Sawahlunto.
Pembangunan gedung berikut bangku dan peralatan lainnya menelan biaya f 3000,- (tiga ribu Gulden) atau f 3.400,- dengan harga tanah. Jumlah ini kalau dinilai dengan emas seharga dua seperdelapan kg emas murni.
10 Mei 1940 Jerman menyerang negeri Belanda. Dalam tempo hanya lima hari, Jerman telah menduduki seluruh negeri Belanda tersebut. Setelah selesai pembangunan gedung, dibentuklah pengurus yang akan mengurus sekolah tersebut, dengan susunan pengurusnya sebagai berikut :
- Pelindung : M. Joesoef Panghulu Sati
- Penasehat : Mr. Aboebakar Jaar
- Ketua I : H. Muhammad Zein
- Ketua II : Abdoellah Oesman
- Sekretaris I : Salim Sinaro Khatib
- Sekretaris II : M. Dalil Sutan Pamuncak
- Bendahara : M. Khatab
- Pembantu I : Harun Rajo Sampono
- Pembantu II : Abdoellah Mahmoed
- Badan Pemeriksa : Guru Arifin
- Hasan Muhammad keluaran Normaal School Padang (sekolah guru yang didirikan oleh Prof. Mahmud Yunus).
- Bahaudin Talawi lulusan INS Katu Tanam (Indische Nederlands School pimpinan M. Syafa’i). Bahaudin ini langsung diangkat menjadi Kepala Sekolah.
Mata Pelajaran ditetapkan :
- Agama terdiri dari Tauhid, Fikih, Tarekh Nabi, Akhlak, Hadis, Tafsir, Hukum Dagang Islam.
- Dagang terdiri dari Boekhouding, Handels Rekenen, Handelskennis, Handelscrackt, Handelscorespondensie.
- Umum terdiri dari Bahasa Belanda, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Sejarah Dunia, Tata Negara, Stenografis.
Jumlah murid yang diterima : 40 orang (nyatanya terpaksa menerima 44 orang)
Mulai belajar : 1 Agustus 1940
Peraturan atau disiplin sekolah adalah baju seragama hijau cap kunci, kepala gundul, tidak dibenarkan pakai sepatu/sandal, tidak dibenarkan membawa uang, tidak boleh keluar malam, tidak boleh merokok.
Tepat menurut rencana, tanggal 1 Agustus 1940 sekolah ini resmi mulai belajar.
Sumber : Bulletin Silungkang, 001/SM/JUNI/1998
Link yang terkait lainnya :
Surat Dari Hamka
Description: Sejarah Berdirinya Sekolah Dagang Islam (SDI) Silungkang
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Sejarah Berdirinya Sekolah Dagang Islam (SDI) Silungkang