Published On:Rabu, 04 Januari 2012
Posted by Unknown
Gudang Ransum, Saksi Sejarah Orang Rantai
Sawahlunto, kota satelit yang berada tepat
dijantung pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Barat adalah
saksi sejarah kemajuan Industri tempo doeloe. Kota nan unik. Unik dalam
arti sosial, budaya, kultur bahkan pemerintahan.
Betapa tidak, secara social, budaya dan kultur
karakter masyarakat di kota ini sangat multi etnik. Hal ini di topang
oleh sangat beragamnya unsure budaya dan etnik baik Minang, Jawa, Batak,
Tionghoa, dan lain sebagainya. Dari segi pemerintahan, di Kota ini juga
sangat unik. Di Sawahlunto ini masih ada pemerintahan desa, nagari dan
Kelurahan. Mungkin inilah satu-satunya kota di Sumatera Barat yang masih
memiliki desa di daerahnya. Memang sangat unik.
Semua keunikan itu sebenarnya berawal dari sejarah
hadirnya kota ini yang tidak terlepas dari ditemukannya batu bara dan
hadirnya Kereta Api. Inilah yang menjadi cikal bakal menjadikan daerah
yang dulunya hanya persawahan yang di kelilingi pebukitan berubah
menjadi sebuah kota yang sangat maju di era abad 18 dan 19 an.
Hingga sekarang, saksi sejarah yang membuktikan hal ini hingga kini masih ada. Salah satunya Gudang Ransum.
Di Sawahlunto ada Museum Gudang Ransum. Di Musium ini didapati sejumlah koleksi berukuran raksasa. Museum
ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses pertambangan di
Sawahlunto. Dulunya bekas dapur umum buat para pekerja pertambangan.
Gudang Ransum didirikan tahun 1895. Di museum seluas 2.300 meter persegi
mengoleksi berbagai peralatan yang dipakai memasak pada zaman dulu
seperti tungku pembakaran yang tingginya 4 meter lebih, sejumlah periuk
berdiameter 132 Cm dengan tinggi 62 Cm, kuali, rangsang, dan aneka
peralatan dapur umum yang berukuran raksasa.
Di musem ini juga dipajang beberapa foto Orang
Rantai dan kegiatan pertambangan yang membawa ingatan kita ke tempo
doeloe. Gudang Ransum dulunya berfungsi sebagai tempat penyimpanan
makanan pekerja Rantai (sebutan bagi tahanan Belanda yang dijadikan
pekerja paksa). Mengingat para pekerja Rantai berjumlah ribuan dari
berbagai daerah oleh sebab itu membutuhkan ransum (makanan) dalam jumlah
besar dan cepat. Karena itu dipersiapkan Gudang Ransum dengan peralatan
dapur serba besar.
Gudang Ransum terdiri dari beberapa bagian antar
lain bagian dapur umum, gudang persediaan barang mentah, power strum
atau tungku pembakaran, pabrik es batangan, penggilingan padi, dan rumah
pemotongan hewan. Bahan bakar memasaknya dengan sistem uap. Di bawah
ruang masak terdapat ruang bawah tanah dengan pipa cerobong yang
mengalirkan uap panas untuk 20 tungku. Uap panas ini berasal dari air
panas yang direbus di atas perbukitan yang dialirkan uapnya ke Gudang
Ransum.
Setiap harinya Gudang Ransum menyediakan 65 pikul
nasi untuk ribuan pekerja. Jatah makanan untuk Orang Rantai biasanya
diantar ke lokasi tempat mereka bekerja. Koleksi Museum Gudang Ransum
berjumlah 150 koleksi. Tidak termasuk koleksi foto-foto lama yang
berjumlah 250 buah. Inilah, salah satu bukti sejarah keberadaan orang rantai tempo doeloe. []
[ Red/Revdi Iwan Syahputra ]
Gambar : Penelusuran Google
Description: Gudang Ransum, Saksi Sejarah Orang Rantai
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Gudang Ransum, Saksi Sejarah Orang Rantai