Published On:Rabu, 04 Januari 2012
Posted by Unknown
Dadiah
Dadiah atau dadih
adalah yogurt yang terbuat dari susu kerbau khas Minangkabau, Sumatra
Barat. Dadiah difermentasi di dalam wadah dari bambu yang ditutup dengan
daun pisang atau daun waru, yang telah dilayukan di atas api. Proses
fermentasi ini selama sekitar 24 jam-4 hari. Selanjutnya didiamkan atau
difermentasi secara alami dalam suhu ruang selama satu sampai dua hari
sampai terbentuknya gumpalan. Dalam waktu 24 jam, mikrobia dari bambu
akan menggumpalkan susu menjadi semacam puding atau tahu putih
kekuning-kuningan, kental dan beraroma khas (kombinasi aroma susu dan
bambu). Setelah proses fermentasi selesai, dadih dapat langsung
dimakan.. Dadiah biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi, dicampur
dengan ampiang (sejenis kerupuk dari nasi) dan gula kelapa. Dadiah dapat
juga dimakan dengan nasi panas dan sambal.
Kendati dadiah hanya terdapat di Sumbar,
namun makanan ini masih belum menjadi trend mark makanan tradisional
asal Sumbar secara menyeluruh. Apalagi, hanya 18 persenpeternak sapi
yang memanfaatkan potensi ini. Bukan hanya diproduksi dalam bentuk
dadiah yang berwarna tapi juga bisa diolah menjadi makanan dan minuman
yang bisa menjadi oleh-ole dan spesifik welcome drink di lingkungan
perhotelan di Sumbar. Uniknya lagi, ternyata dadiah menurut hasil
penelitian mampu menurunkan kolesterol dan menstimulasi pembentukan
vitamin B1, B2 asan pantotenat dan lainnya.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa
dadih mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang potensial sebagai
probiotik. Di dalam dadih terdapat bakteri asam laktat (salah satu jenis
bakteri probiotik) yang berperan dalam pembentukan tekstur dan cita
rasa. Bakteri asam laktat dan produk turunannya mampu mencegah timbulnya
berbagai penyakit seperti mencegah enterik bakteri patogen, menurunkan
kadar kolesterol di dalam darah, mencegah kanker usus, anti
mutagen, anti karsinogenik dan meningkatkan daya tahan tubuh (Suryono,
2003). Selain itu, dadih diduga efektif sebagai antivaginitis (Suryono,
1996).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Eni
Harmayani dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM berhasil melakukan
isolasi bakteri asam laktat (BAL) dari dadih. Bakteri tersebut dinamakan
Lactobacillus sp. Dad 13. Selanjutnya berdasarkan uji invitro dan in
vivo ternyata BAL dari dadih terbukti ampuh menurunkan kolesterol.
Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa
dadih efektif menurunkan kolesterol 39,8% pada hewan coba yang diberi
pakan tanpa kolesterol dan 13,4% pada hewan yang diberi pakan tinggi
kolesterol. Sedangkan pemberian susu fermentasi oleh probiotik dari
dadih yang dipasteurisasi dan disterilisasi mampu menurunkan kolesterol
sebanyak 42-45% pada pakan tinggi kolesterol dan 50-53% pada pakan tanpa
kolesterol (www.ugm.ac.id).
Hasil penelitian tersebut tentu menjadi
kabar baik bagi penderita penyakit jantung koroner dan orang yang
memiliki kandungan kolesterol dalam darah yang tinggi. Artinya, dadih
potensial sebagai pengendali kolesterol. Tidak hanya berhenti sampai
disana, Dr. Eni Harmayani terus melakukan penelitian inovatif untuk
membuat tablet effervescent yang berisi dadih. Sehingga dadih dapat
disimpan dalam waktu yang lama, mudah dibawa kemana-mana dan lebih
praktis. Bila diperlukan, konsumen tinggal memasukkan tablet ke dalam
segelas air matang dan segera meminumnya. Praktiskan.
Konsumsi dadih secara langsung tidak menimbulkan diare atau keracunan. Diduga asam laktat yang terdapat di dalam dadih mampu mengalahkan bakteri jahat yang terdapat di dalam susu. Bakteri probiotik di dalam dadih mampu bertahan di dalam saluran pencernaan manusia.
Konsumsi dadih secara langsung tidak menimbulkan diare atau keracunan. Diduga asam laktat yang terdapat di dalam dadih mampu mengalahkan bakteri jahat yang terdapat di dalam susu. Bakteri probiotik di dalam dadih mampu bertahan di dalam saluran pencernaan manusia.
Namun sayang, meski dadih merupakan
produk lokal dalam negeri sendiri, namun riset tentang bakteri asam
laktat di dalam dadih sangat intensif dilakukan para peneliti Jepang.
Sekarang ini di Jepang telah dipasarkan yoghurt yang mengandung bakteri
baik asal dadih yang memiliki merek dagang Dadihi. Padahal selain dadih,
susu kerbau fermentasi sudah dikenal oleh masyarakat di beberapa daerah
lain. Di Aceh, susu kerbau dibuat menjadi mentega dan minyak samin,
sedangkan di Sumatera Utara, susu kerbau fermentasi disebut dali.
Dengan semakin banyaknya penelitian
inovatif dalam bidang pengolahan susu kerbau fermentasi dapat diharapkan
susu kerbau menjadi salah satu alternatif sumber protein hewani yang
tersedia secara murah di perdesaan sehingga kasus gizi buruk
(malnutrisi) yang merebak di beberapa daerah belakangan ini dapat
dicegah.
Selain itu, diversifikasi bahan pangan
hewani berbasis susu kerbau di harapkan dapat menutupi kekurangan
produksi susu (asal sapi dan kambing) di dalam negeri dan mengurangi
impor susu dari negara lain yang menguras devisa negara. Bila produk
olahan susu kerbau dapat dikembangkan maka diharapkan pula usaha
peternakan kerbau perah dapat semakin bergairah. Jujur diakui bahwa
selama ini ternak kerbau tidak mendapatkan perhatian yang layak dari
penentu kebijakan, padahal ternak kerbau merupakan ternak tropis yang
mampu beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia, berperan penting
sebagai ternak kerja, sumber daging dan alat transportasi di perdesaan.
Semoga.
Dr. a. Rusfidra, S. Pt
(Pemerhati peternakan, alumnus S3 IPB, akademisi UT Jakarta)
(Pemerhati peternakan, alumnus S3 IPB, akademisi UT Jakarta)
Description: Dadiah
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Dadiah