Published On:Selasa, 03 Januari 2012
Posted by Unknown
Anjing-anjing Perkasa Berburu Babi
Setelah sekian lama dilakukan, buru babi masih memiliki daya magis tersendiri. Tak masalah berapa banyak babi yang terbunuh. Yang terpenting adalah keasyikan unjuk kebolehan anjing pemburu serta rasa kebersamaan yang kental. Buru babi telah menjadi tradisi
di masyarakat suku Minangkabau sejak lama. Awalnya, berburu babi
bertujuan menyelamatkan tanaman warga yang sering dirusak hama babi.
Babi dikejar oleh sekelompok anjing terlatih yang dimiliki warga
setempat.
Hingga kini, kebiasaan itu masih
dilakukan. Buru babi selalu menjadi agenda tetap masyarakat di beberapa
tempat di Sumatera Barat seperti Kabupaten Agam, Pasaman, dan
Darmasraya. Ada yang melaksanakannya sekali seminggu yang dinamakan buru
pakan. Buru pakan ini hanya diikuti masyarakat setempat saja. Sedangkan
buru alek atau buru babi besar-besaran mengundang seluruh pemburu di
Sumatera Barat.
Seperti buru alek yang baru saja
dilakukan masyarakat Baso Kabupaten Agam. Perburuan itu setidaknya
diikuti 200 pemburu dari seluruh Sumatera Barat. Perburuan berlangsung
dari pukul 7 pagi hingga 5 sore.
Tuan rumah yang mengundang
dinamakan muncak. Sedangkan tamu undangan disebut sialek. Muncak dan
sialek punya tugas yang berbeda. Muncak menghalau babi ke arah kota
sedangkan sialek bertugas menunggu babi-babi tersebut. Ketika melihat babi, para muncak akan bersorak-sorai memberitahu sialek agar berjaga
dan tak lengah. Saat itu hutan tak kalah ributnya dengan pasar.
Gonggongan anjing-anjing pemburu dan teriakan muncak menggema-gema
seantero hutan.
Anjing-anjing nan perkasa
Anjing-anjing yang diturunkan
dalam perburuan bukanlah sembarang anjing. Mereka adalah anjing pilihan
yang telah dilatih sebelumnya. Mereka tak kenal takut meski sasaran
mereka cukup berbahaya. Tak sedikit anjing yang menjadi korban keganasan
si babi. Anjing pemburu sering terluka bahkan mati karena gigi taring
tajam yang menjadi andalan babi untuk menyerang musuhnya.
Anjing pemburu pertama yang
mampu menggigit babi memberikan kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
Sebaliknya, jika si anjing takut dan tak mau masuk hutan akan
menjatuhkan harga diri si pemburu. Si pemburu akan dipandang tak mampu
melatih anjingnya dengan baik. Perilaku anjingnya yang penakut
mencerminkan pula karakter si pemilik.
Anjing yang berhasil mendapatkan gigitan pertama akan melonjak nilai jualnya.
“Bisa ditawar sampai Rp 30 juta,” ujar salah seorang Muncak, Malin (35).
Begitupun halnya dengan anjing
pemberani yang terluka oleh babi. Jika si anjing tetap hidup dan tak
surut keberaniannya dalam berburu, maka harganya pun tak kalah mahal
dengan anjing yang mendapat gigitan pertama.
Uniknya, anjing yang dilepas ke hutan pasti kembali ketempatnya semula.
“Mereka tak pernah tersesat, selalu kembali ke tuannya,” katanya lagi.
Anjing pemburu berwarna putih dikenal dengan sebutan lupak, sedangkan yang berwarna kekuningan disebut samuik.
Para anjing perkasa itu selalu
diperhatikan pemiliknya. Mereka dirawat, dimandikan dan diberi makanan
yang bergizi secara teratur. Kehebatan si anjing berburu akan memberikan
kebanggaan tersendiri bagi tuannya.
Bahkan sebagian pemburu
menyekolahkan anjing mereka. Di sekolah anjing itu, seekor babi dilepas
di lapangan terbuka lalu anjingpun dibiarkan mengejar. Namun, ketika
hampir dapat, babi langsung dimasukan ke dalam kandang yang telah
disediakan. Begitu berulang-ulang. Hal tersebut berfungsi melatih
kecepatan lari si anjing. Satu kali putaran melepas babi dikenakan biaya
Rp 10 ribu. Salah satu sekolah anjing itu bisa ditemukan di daerah
Batusangkar.
Description: Anjing-anjing Perkasa Berburu Babi
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Anjing-anjing Perkasa Berburu Babi