Published On:Senin, 16 Juli 2012
Posted by Unknown
Pacu Jawi di Sumatera Barat: Berpacu Kencang Sambil Menggigit Ekor Sapi
Pacu Jawi (Bahasa Minang) atau Pacu Sapi merupakan salah satu event budaya dari Sumatera Barat.
Kegiatan ini biasanya dilakukan hanya untuk mengisi waktu setelah masa
panen datang atau kadang diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Di
Kabupaten Tanah Datar, ada empat kecamatan yang mempertahankan tradisi
Pacu Jawi ini, yaitu: Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan.
Bicara mengenai pacu jawi tidak lepas
dari atraksi Karapan Sapi di Madura. Kedua atraksi ini memang mirip
namun ada beberapa hal yang membedakan antara Pacu Jawi dengan Karapan
Sapi. Salah satunya adalah tempat berlangsungnya kedua atraksi ini. Jika
Karapan Sapi dilaksanakan di tanah kering, maka Pacu Jawi ini
dilaksanakan di tanah berlumpur bekas sawah yang telah dipanen penduduk
setempat. Berbeda dengan Karapan Sapi, Pacu Jawi tidak menggunakan
tongkat pendek berujung paku untuk mempercepat lari sapi di litasan.
Pacu Jawi murni hiburan bagi para petani
usai masa panen dan hal inilah yang membuat pacu jawi menarik, meriah,
dan berbeda. Dilombakan bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya
perlombaan tetapi hanya dilepas satu persatu. Seorang joki mengendarai
sepasang jawi diapit pembajak sawah sambil memegang tali dan menggigit
ekor kedua sapinya. Yang menjadi pemenang adalah pasangan jawi yang
berlari paling lurus tanpa berbelok hingga ke garis akhir. Ada joki yang
dapat menunggang sapi berlari cepat atau sebaliknya ada juga si jawi
(sapi) yang tidak mau berlari bahkan pergi meninggalkan sang joki.
Jokinya akan dibekali alat bajak pacu
yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan
dimulai. Alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang digunakan
petani untuk membajak sawah.
Pacu Jawi kini menjadi salah satu ciri
khas dari Sumatera Barat tersebar di wilayah Tanah Datar dan Lima Puluh
Kota. Atraksi ini menarik animo wisatawan dalam dan luar negeri untuk
datang menikmati unik dan meriahnya Pacu Jawi yang penuh dengan aura ‘kejantanan’
ini. Ketika pertunjukan dimulai maka Anda akan melihat sang joki
menggigit ekor sapi. Semakin keras joki menggigit ekor sapi maka semakin
cepat sapi itu berlari.
Berjuanglah mendapatkan moment luar
biasa ini melalui kamera Anda dari berbagai posisi, gerakan, ekspresi,
dan guratan dari sang joki dan sapinya saat meluncur cepat di lapangan
berlumpur. Semua ini adalah atraksi tersembunyi diantara pemandangan
tropis yang rimbun dibawah langit biru Sumatera Barat.
Batu sangkar adalah sebuah kota kecil
dimana Pacu Jawi dimulai. Biasanya perlombaan ini diadakan 3 kali
setahun sebelum musim tanam. Atraksi ini dapat Anda nikmati di beberapa
kecamatan di Sumatera Barat seperti: Limo Kaum, Pariangan, Sungai Tarab, Rambatan juga di Payobasung.
Masyarakat di sini tahu bagaimana bersenang-senang dalam atraksi ini.
Atraksi tersebut jelas membedakan joki sapi terbaik. Hanya ada beberapa
yang mau mengambil resiko terjatuh di lumpur dengan kecepatan tinggi.
Terkadang tidak semua joki dapat melakukan hal tersebut. Hanya joki-joki
yang profesional yang dengan mudah melakukan atraksi gigiak ikua sapi tersebut.
Sapi berlari kencang, joki tangguh,
cipratan lumpur berterbangan, sorak-sorai penonton, serta tepuk tangan
bergemuruh adalah suasana dan pemandangan yang sulit Anda temui di
belahan dunia manapun.
Daya tarik lain dalam
Pacu Jawi ini adalah penampilan tarian dan permainan alat music
tradisional yang diusung oleh masyarakat setempat.
Kegiatan Pacu Jawi telah
berlangsung sejak masa Kaum Paderi menyebarkan pengaruhnya di Ranah
Minangkabau. Pada saat bersamaan, pengaruh Kerajaan Pagaruyung mengalami
penurunan akibat kekuasaan VOC. Pada awalnya, kegiatan ini dilakukan
untuk mengisi waktu luang petani yang akan memasuki musim tanam.
Dianggap sebagai mahluk suci di Bali dan India, sapi merupakan hewan dengan otot kekar. Selama upacara pembakaran mayat di Bali (Lihat upacara Pelebon di Bali), sebuah sarcophagus
berbentuk sapi dengan bermahkotakan emas merupakan sebuah media untuk
mengantarkan jenazah anggota kerajaan ke tempat pembakaran jenazah.
Nah, jadi saat berkunjung ke Minangkabau selain mengunjungi Ngarai Sianok,
Lembah Harau, Sikuai, Istana Pagaruyung, Tambang Sawahlunto, dan
lain-lain, ada Pacu Jawi yang patut Anda saksikan untuk mengisi satu
slot penting dalam khasanah wisata budaya di Minangkabau.
Tips
- Atraksi ini akan diadakan di sawah yang berlumpur jadi gunakan pakaian yang sesuai.
- Datanglah saat masa panen di bulan Juni atau Juli atau kadang bulan Oktober. Pacu Jawi akan sangat meriah karena terdapat 500 sampai 800 sapi beraksi dalam atraksi ini.
- Batusangkar adalah ibu kota Tanah Datar, Sumatera Barat. Batusangkar dapat diakses bus atau mobil sewaan dari Bukittinggi atau Padang. Kota ini berjarak 50 km dari Bukittinggi. Ketika berkunjung untuk menikmati atraksi ini, Anda bisa menemukan beragam akomodasi di Bukittinggi.
Sunber : http://indonesia.travel
Description: Pacu Jawi di Sumatera Barat: Berpacu Kencang Sambil Menggigit Ekor Sapi
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Pacu Jawi di Sumatera Barat: Berpacu Kencang Sambil Menggigit Ekor Sapi