Published On:Kamis, 14 Juni 2012
Posted by Unknown
Mangilang di Dalam Pondok
Kerbau
berkeliling sementara pekerja memeras tebu. Warga menggiling tebu untuk
dijadikan gula merah masih memanfaatkan jasa kerbau karena menurut
mereka lebih cepat mengilang tebu dibandingkan menggunakan mesin.
Dari sebuah pondok yang beratap rumbia
tanpa dinding, tampak aktivitas lelaki dengan kerbaunya. Ia sibuk
menjejalkan potongan-potongan tebu ke mulut mesin peras tradisional.
Potongan-potongan tebu yang terjepit mesin penggilingan tebu bertenaga
kerbau itu keluar cairan manis, mengalir, lalu jatuh ke dalam baskom
penampungan. Uniknya, mata kerbau harus ditutup. “Kalau tidak ditutup,
ia malah berhenti bekerja”,
Kerbau yang menjadi ‘motor’ penggerak
mesin giling itu disebut Kabau Pangilang atau Kerbau terus berputar 360
derajat. Tanpa dihela, tanpa dicambuk. Ia mengelilingi poros mesin,
hingga menimbulkan jejak melingkar.
Air sari perahan yang manis pun dituang
dalam kuali besar untuk kemudian dipanaskan dalam tungku batu berbahan
bakar kayu dan ampas tebu. Dan bila air tebu telah mengental coklat
kemerahan, itulah saatnya menyiapkan cetakan-cetakan kayu. Pasta coklat
dituangkan, dalam waktu 3 jam kepingan-kepingan gula merah mengeras nan
manis dan siap dipasarkan.
Mangilang tebu, merupakan warisan
keluarga turun-temurun selain bertani, mengukir, bertenun dan berdagang.
Aktivitas yang banyak dilakukan oleh sebagian penduduk Pandaisikek .
Sumber : http://kampuangkubang.wordpress.com/
Description: Mangilang di Dalam Pondok
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Mangilang di Dalam Pondok