Published On:Senin, 18 Juni 2012
Posted by Unknown
Rumah tenun pandai sikek
Rumah Tenun Pusako di Pandai Sikek, Padangpanjang, Sumatera Barat,
menempati sebuah bangunan bergaya Rumah Gadang Koto Piliang, dengan
ukuran yang lebih kecil dibandingan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau. Rumah
Tenun Pusako Pandai Sikek ini adalah sebuah usaha keluarga yang dimulai
tahun 1975 oleh Hj. Sanuar binti Ulumuddin dan A. Ramli Dt. Rangkayo
Sati (suaminya almarhum).
Ahmad Ramli adalah pelukis dan pengukir yang dipercaya membuat Rumah Minangkabau di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat tahun 1978 ini masih terlihat cantik ketika kami berkunjung ke sana. Sebongkah tembok berlapis keramik hitam dengan tulisan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek berwarna kuning keemasan dipasang di lintasan menuju rumah. Sepasang rangkiang (lumbung padi) berdiri di depan rumah, beberapa meter dari kolam ikan yang memberi suasana sejuk dan tenang.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek dilihat dari depan, dengan tiga pasang atap yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau, dan anak tangga menuju ruang utama. Ornamen pada dinding luar berbentuk dedaunan dan bunga yang didominasi warna merah tua, pink, kuning, biru dan biru muda.
Atap di atas tangga Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek dengan puncak mengerucut terbuat dari logam dengan beberapa bagian berbentuk bulat, lonjong dan berlekuk. Garis tebal berwaran hitam, kuning dan merah di bagian kiri kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, mengingatkan pada warna bendera sebuah negara Eropa.
Detail ornamen pada dinding kayu Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek di bagian luar.
Sepasang rangkiang dan kolam ikan yang berada di depan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, serta halaman yang hijau asri. Bangunan di sekitar Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang terlihat biasa, membuat Rumah Tenun Pusako ini menjadi terlihat lebih menonjol.
Koleksi kain tenun di sebuah lemari ukir di dalam Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Tiang kayu yang menopang rumah pun penuh dihiasi dengan ukiran. Adalah A. Ramli Dt. Rangkayo Sati, dengan dukungan Pemda setempat, yang mendirikan Proyek Ukiran Kayu dan Bambu di Pandai Sikek, untuk membangkitkan kembali minat di bidang kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di ujung sebelah kiri Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek terdapat seperangkat pelaminan adat Minangkabau, lengkap dengan rumbai-rumbai dan payung kebesaran di kedua sisinya, dengan dominasi warna merah dan kuning keemasan.
Koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang disimpan di sebuah lemari kayu antik di sudut ruangan yang dipenuhi ukir-ukiran kayu dengan detail yang indah. Langit-langit rumah pun dihias hasil karya tenun dengan warna yang berani dan ornamen yang cantik.
Sebuah selendang sutra Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat dari bahan sutra alam dan benang mas
yang dijual dengan harga sekitar Rp 3 juta.
Ujung bagian kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menggelar kain yang diminati pengunjung, dengan beberapa koleksi ukiran dan kain tenun buatan Rumah Tenun Pusako.
Sebuah kain tenun indah yang dipasang di langit-langit ruangan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, dengan dasar kain merah dan motif burung serta bunga berwarna kuning keemasan.
Seorang teman, Myra Diarsi, tengah mencoba sebuah kain tenun koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Orang Pandai Sikek memang menyebutnya hasil karyanya sebagai tenun, bukan songket, sebab yang digunakan adalah benang katun, rayon, sutra alam, benang mas, atau benang perak yang ditenun dengan tangan, memakai panta sampai menjadi kain.
Teman lain, Fenty Effendy, tengah berbincang dengan Hj. Sanuar, pendiri dan pemilik Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, yang lahir pada 1926, namun masih terlihat sehat, banyak senyum dan bisa melayani tamu-tamunya dengan baik.
Kain tenun Pandai Sikek secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu Balapak dan Bacatua. Kain Balapak ditenun dengan melewatkan benang mas di seluruh bidang kain, sedangkan Kain Bacatua sebagian besar terdiri dari tenunan lungsin dengan pakan, dan di bagian-bagian tertentu diberi hiasan benang mas.
Sumatera Barat
Telp. 0752 498 193
GPS: -0.40389, 100.39494
Sumber : http://thearoengbinangproject.com/
Rating: 4.5
Ahmad Ramli adalah pelukis dan pengukir yang dipercaya membuat Rumah Minangkabau di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat tahun 1978 ini masih terlihat cantik ketika kami berkunjung ke sana. Sebongkah tembok berlapis keramik hitam dengan tulisan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek berwarna kuning keemasan dipasang di lintasan menuju rumah. Sepasang rangkiang (lumbung padi) berdiri di depan rumah, beberapa meter dari kolam ikan yang memberi suasana sejuk dan tenang.
Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek dilihat dari depan, dengan tiga pasang atap yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau, dan anak tangga menuju ruang utama. Ornamen pada dinding luar berbentuk dedaunan dan bunga yang didominasi warna merah tua, pink, kuning, biru dan biru muda.
Atap di atas tangga Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek dengan puncak mengerucut terbuat dari logam dengan beberapa bagian berbentuk bulat, lonjong dan berlekuk. Garis tebal berwaran hitam, kuning dan merah di bagian kiri kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, mengingatkan pada warna bendera sebuah negara Eropa.
Detail ornamen pada dinding kayu Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek di bagian luar.
Sepasang rangkiang dan kolam ikan yang berada di depan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, serta halaman yang hijau asri. Bangunan di sekitar Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang terlihat biasa, membuat Rumah Tenun Pusako ini menjadi terlihat lebih menonjol.
Koleksi kain tenun di sebuah lemari ukir di dalam Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Tiang kayu yang menopang rumah pun penuh dihiasi dengan ukiran. Adalah A. Ramli Dt. Rangkayo Sati, dengan dukungan Pemda setempat, yang mendirikan Proyek Ukiran Kayu dan Bambu di Pandai Sikek, untuk membangkitkan kembali minat di bidang kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di ujung sebelah kiri Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek terdapat seperangkat pelaminan adat Minangkabau, lengkap dengan rumbai-rumbai dan payung kebesaran di kedua sisinya, dengan dominasi warna merah dan kuning keemasan.
Koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang disimpan di sebuah lemari kayu antik di sudut ruangan yang dipenuhi ukir-ukiran kayu dengan detail yang indah. Langit-langit rumah pun dihias hasil karya tenun dengan warna yang berani dan ornamen yang cantik.
Sebuah selendang sutra Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang dibuat dari bahan sutra alam dan benang mas
yang dijual dengan harga sekitar Rp 3 juta.
Ujung bagian kanan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menggelar kain yang diminati pengunjung, dengan beberapa koleksi ukiran dan kain tenun buatan Rumah Tenun Pusako.
Sebuah kain tenun indah yang dipasang di langit-langit ruangan Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, dengan dasar kain merah dan motif burung serta bunga berwarna kuning keemasan.
Seorang teman, Myra Diarsi, tengah mencoba sebuah kain tenun koleksi Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek. Orang Pandai Sikek memang menyebutnya hasil karyanya sebagai tenun, bukan songket, sebab yang digunakan adalah benang katun, rayon, sutra alam, benang mas, atau benang perak yang ditenun dengan tangan, memakai panta sampai menjadi kain.
Teman lain, Fenty Effendy, tengah berbincang dengan Hj. Sanuar, pendiri dan pemilik Rumah Tenun Pusako Pandai Sikek, yang lahir pada 1926, namun masih terlihat sehat, banyak senyum dan bisa melayani tamu-tamunya dengan baik.
Kain tenun Pandai Sikek secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu Balapak dan Bacatua. Kain Balapak ditenun dengan melewatkan benang mas di seluruh bidang kain, sedangkan Kain Bacatua sebagian besar terdiri dari tenunan lungsin dengan pakan, dan di bagian-bagian tertentu diberi hiasan benang mas.
Rumah Tenun Pusako
Pandai Sikek, PadangpanjangSumatera Barat
Telp. 0752 498 193
GPS: -0.40389, 100.39494
Sumber : http://thearoengbinangproject.com/
Description: Rumah tenun pandai sikek
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Rumah tenun pandai sikek