Published On:Sabtu, 26 Februari 2011
Posted by Unknown
Objek Wisata di Kabupaten Agam
Pantai Bandar Mutiara terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, yang berjarak kira-kira 100 km dari kota Padang atau 20 km dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.
Pantai yang sangat luas, landai dan berpasir putih ini bisa dicapai dalam waktu 2 jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan menggunakan transportasi darat.
Selain menyaksikan pemandangan alam yang mepesona,
Pantai yang sangat luas, landai dan berpasir putih ini bisa dicapai dalam waktu 2 jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dengan menggunakan transportasi darat.
Selain menyaksikan pemandangan alam yang mepesona,
ditempat ini anda juga bisa berenang, memancing, menyelam kemping atau menyaksikan pemandangan matahari terbenam yang mengesankan
Ekowisata Lasi Gunung Merapi ini termasuk dalam wilayah Nagari Lasi yang terletak kira-kira 15 km kearah timur dari Kota Bukittinggi. Dilokasi ekowisata ini, anda bisa menjumpai perkebunan markisa, jeruk dan sayur-sayuran.
Disamping menikmati kesegaran udara pegunungan, anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang indah dengan kota Bukittinggi dari kejauhan.
Ada beberapa kegiatan wisata yang sering dilakukan disini seperti Kemah Seniman, Hiking, Trekking, Outbond, pelestarian lingkungan dan kegiatan tahunan Pekan Ekowisata
Disamping menikmati kesegaran udara pegunungan, anda bisa menyaksikan pemandangan alam yang indah dengan kota Bukittinggi dari kejauhan.
Ada beberapa kegiatan wisata yang sering dilakukan disini seperti Kemah Seniman, Hiking, Trekking, Outbond, pelestarian lingkungan dan kegiatan tahunan Pekan Ekowisata
Gunung Merapiyang juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi memiliki ketinggian 2891,3 m dari permukaan air laut. Sebagai salah satu gunung yang paling aktif di Sumatera, Merapi sudah sering meletus. Terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat kira-kira sudah 454 kali melatus, 50 di antaranya dalam skala besar, sedangkan sisanya dalam skala kecil dengan mengeluarkan abu belerang.
Di antara sekian banyak gunung yang ada di Sumatera Barat, Gunung Merapi merupakan objek wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Gunung Merapi sudah memiliki jalur tetap untuk para pendaki, sehingga memudahkan para pendaki untuk melakukan pendakian. Di gunung ini, terdapat bunga edelwis yang tumbuh bermekaran di sekitar lereng gunung, yang menambah indahnya pemandangan Gunung Merapi.
Gunung Merapi sebagian berada di Kabupaten Agam dan sebagian lagi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Untuk mencapai kaki Gunung Merapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari kota Bukittinggi dan kota Padang Panjang. Dari Padang atau bandara Ketaping menuju Gunung Merapi, butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke lokasi. Sedangkan jika bertolak dari kota Bukittinggi butuh waktu sekitar 30 menit. Transportasi untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat, bisa menggunakan angkutan umum atau travel
Di antara sekian banyak gunung yang ada di Sumatera Barat, Gunung Merapi merupakan objek wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Gunung Merapi sudah memiliki jalur tetap untuk para pendaki, sehingga memudahkan para pendaki untuk melakukan pendakian. Di gunung ini, terdapat bunga edelwis yang tumbuh bermekaran di sekitar lereng gunung, yang menambah indahnya pemandangan Gunung Merapi.
Gunung Merapi sebagian berada di Kabupaten Agam dan sebagian lagi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia. Untuk mencapai kaki Gunung Merapi cukup mudah, mengingat letaknya yang tidak jauh dari kota Bukittinggi dan kota Padang Panjang. Dari Padang atau bandara Ketaping menuju Gunung Merapi, butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke lokasi. Sedangkan jika bertolak dari kota Bukittinggi butuh waktu sekitar 30 menit. Transportasi untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat, bisa menggunakan angkutan umum atau travel
Bunga Raflesia Arnoldi.Penemuan bunga raksasa Raflesia pada tahun 1930 oleh seorang ahli biologi dari Belanda telah membawa nama harum bagi daerah yang mempunyai habitat Raflesia.
Akhirnya, penemuan tersebut dipatenkan atas nama penemuannya, Arnoldi dan kemudian hari bunga raksasa itu lebih dikenal dengan nama Raflesia Arnoldi.
Oleh karena penemuan itu pulalah sebuah Jorong yang bernama Batang Palupuh di Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh masuk dalam buku pemandu internasional antara lain, di Thailand, Malaysia atau Eropa, Australia dan Amerika, nama bunga raksasa tersebut dapat diketahui dan ditemui di Palupuh dan satu lagi di kawasan Bengkulu.
Menurut perjalanan sang pakar biologi tersebut menemukan bunga itu di Palupuh dan Bengkulu. Sejak itu pulalah sekitar 3,4 Ha hutan di Batang Palupuh Agam itu dijadikan Hutan Cagar Alam sesuai keputusan pemerintah Belanda No.3 STBL. No.402 tanggal 14/11/1930. Bunga ini hanya akan muncul pada bulan November saja
Akhirnya, penemuan tersebut dipatenkan atas nama penemuannya, Arnoldi dan kemudian hari bunga raksasa itu lebih dikenal dengan nama Raflesia Arnoldi.
Oleh karena penemuan itu pulalah sebuah Jorong yang bernama Batang Palupuh di Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh masuk dalam buku pemandu internasional antara lain, di Thailand, Malaysia atau Eropa, Australia dan Amerika, nama bunga raksasa tersebut dapat diketahui dan ditemui di Palupuh dan satu lagi di kawasan Bengkulu.
Menurut perjalanan sang pakar biologi tersebut menemukan bunga itu di Palupuh dan Bengkulu. Sejak itu pulalah sekitar 3,4 Ha hutan di Batang Palupuh Agam itu dijadikan Hutan Cagar Alam sesuai keputusan pemerintah Belanda No.3 STBL. No.402 tanggal 14/11/1930. Bunga ini hanya akan muncul pada bulan November saja
Gua Kamang yang terletak di Jorong Durian, Kanagarian Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek, merupakan salah satu gua yang dahulunya dipergunakan oleh pejuang Agam untuk berbagai keperluan dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari pihak kolonial Belanda. Gua ini dijadikan sebagai tempat untuk mengatur strategi dalam Perang Kamang, diantara tokoh yang pernah menggunakannya adalah Haji Abdul Manan. Dalam kehidupan sehari-hari gua ini lebih dikenal dengan sebutan Ngalau Kamang.
Selain itu di tahun 1831, juga digunakan sebagai benteng bagi Tuanku Nan Renceh dan pengikut-pengikutnya. Beliau adalah salah seorang perwira dan pejuang nan masyhur pengikut Tuanku Imam Bonjol pejuang kemerdekaan melawan penjajah dalam Perang Padri 1821-1837. Nan Rencch dikenal pula sebagai satu di antara Harimau Nan Salapan (Harimau Yang Delapan) di Luhak Agam. Kedelapan perwira Imam Bonjol ini sangat ditakuti Belanda. Dalam gua Ngalau Kamang memang ada ruangan seluas 70 meter persegi tempat Tuanku Nan Renceh mengatur siasat dan mempertahankan diri. Ada sumur yang airnya bersih dan cukup buat persediaan memasak sementara bukit yang melindungi gua tak mudah digempur meriam sundut atau metraliur model kuno saat itu.
Ngalau Kamang yang mempunyai panjang sekitar 5 km sering dikunjungi oleh masyarakat dalam kegiatan wisata, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan rusak, disekitarnya berdiri pabrik-pabrik kapur yang bahan bakunya diambil dari batu-batu yang ada di sekeliling ngalau.
Di Gua ini juga pernah dilakukan penelitian oleh Lembaga Purbakala Direktorat Kebudayaan Departemen P & K bersama dengan Doktor Bennet Bronson dari Universitas Pensylvania di bawah pimpinan Basuki. Dari penelitian itu ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang umurnya lebih muda dari zaman paleolitikum yaitu awal tahun masehi. Dari temuan tersebut dapat diperkirakan bahwa di lokasi ini sudah ada kehidupan manusia sejak awal abad pertama masehi.
Gua yang berjarak 15 kilometer dari Bukittinggi ini sangat mudah dicapai dengan berbagai jenis kendaraan. Jalan ke sana cukup baik datar sekalipun ada yang belum diaspal. Pintu-pintu gua pun dihiasi dengan gerbang model rumah gadang. Masuk dari pintu utama turis boleh keluar dari lobang lain di tempat agak tinggi
Selain itu di tahun 1831, juga digunakan sebagai benteng bagi Tuanku Nan Renceh dan pengikut-pengikutnya. Beliau adalah salah seorang perwira dan pejuang nan masyhur pengikut Tuanku Imam Bonjol pejuang kemerdekaan melawan penjajah dalam Perang Padri 1821-1837. Nan Rencch dikenal pula sebagai satu di antara Harimau Nan Salapan (Harimau Yang Delapan) di Luhak Agam. Kedelapan perwira Imam Bonjol ini sangat ditakuti Belanda. Dalam gua Ngalau Kamang memang ada ruangan seluas 70 meter persegi tempat Tuanku Nan Renceh mengatur siasat dan mempertahankan diri. Ada sumur yang airnya bersih dan cukup buat persediaan memasak sementara bukit yang melindungi gua tak mudah digempur meriam sundut atau metraliur model kuno saat itu.
Ngalau Kamang yang mempunyai panjang sekitar 5 km sering dikunjungi oleh masyarakat dalam kegiatan wisata, namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan dan rusak, disekitarnya berdiri pabrik-pabrik kapur yang bahan bakunya diambil dari batu-batu yang ada di sekeliling ngalau.
Di Gua ini juga pernah dilakukan penelitian oleh Lembaga Purbakala Direktorat Kebudayaan Departemen P & K bersama dengan Doktor Bennet Bronson dari Universitas Pensylvania di bawah pimpinan Basuki. Dari penelitian itu ditemukan pecahan-pecahan tembikar yang umurnya lebih muda dari zaman paleolitikum yaitu awal tahun masehi. Dari temuan tersebut dapat diperkirakan bahwa di lokasi ini sudah ada kehidupan manusia sejak awal abad pertama masehi.
Gua yang berjarak 15 kilometer dari Bukittinggi ini sangat mudah dicapai dengan berbagai jenis kendaraan. Jalan ke sana cukup baik datar sekalipun ada yang belum diaspal. Pintu-pintu gua pun dihiasi dengan gerbang model rumah gadang. Masuk dari pintu utama turis boleh keluar dari lobang lain di tempat agak tinggi
Objek Wisata Air Terjun Badorai ini terdapat di Nagari Sungai Puar Kecamatan Sungai Puar, yang berjarak ± 8 Km dari kota Bukittinggi. Disini terdapat 4 air terjun dengan ketinggi bervariasi. Namun yang paling dikenal adalah air terjun Badorai 1, Badorai 2 dan Badorai 3. lokasi objek ini berdekatan satu sama lain.
Air terjun Badorai 1 memiliki ketinggian ± 50 m, Badorai 2 memiliki ketinggian ± 50 m dan Badorai 3 memiliki ketinggian ± 20 m. Badorai 3 merupakan air terjun yang paling banyak dikunjungi karena disini kita dapat bermain seluncur dibatu gunung yang halus
Air terjun Badorai 1 memiliki ketinggian ± 50 m, Badorai 2 memiliki ketinggian ± 50 m dan Badorai 3 memiliki ketinggian ± 20 m. Badorai 3 merupakan air terjun yang paling banyak dikunjungi karena disini kita dapat bermain seluncur dibatu gunung yang halus
Aia Tigo Raso Salah satu Objek Wisata yang paling unik yang ada dikawasan Danau Maninjau adalah Objek Wisata Air Tigo raso karena dalam satu kolam terdapat tiga rasa yaitu manis, asam, pahir.
Karena keunikan dari air ini begitu banyak wisatawan yang datang mengunjungi objek ini karena air ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan yang lebih utama air ini dapat membuat orang awet muda.
Lokasi objek wisata ini hanya beberapa meter dari pingiran jalan raya Lubuk Basung Maninjau atau tepatnya terletak ± 11 Km dari Kota Lubuk Basung ke arah Maninjau, dapat ditempuh dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Karena keunikan dari air ini begitu banyak wisatawan yang datang mengunjungi objek ini karena air ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan yang lebih utama air ini dapat membuat orang awet muda.
Lokasi objek wisata ini hanya beberapa meter dari pingiran jalan raya Lubuk Basung Maninjau atau tepatnya terletak ± 11 Km dari Kota Lubuk Basung ke arah Maninjau, dapat ditempuh dengan mudah baik dengan kendaraan umum maupun pribadi.
Wisatanesia.com-Ikan Sakti Sei. Jernih Objek wisata ini terletak di Desa Sei. Janiah Kecamatan Baso ± 13 Km ke Timur Kota Bukittinggi. Tempat ini terkenal dengan legenda ikan saktinya.
Menurut kepercayaan penduduk sekitarnya ikan-ikan tersebut tidak boleh ditangkap apalagi dimakan, karena mereka mempercayai bahwa ikan tersebut berasal dari sepasang anak manusia yang jatuh kedalam kolam. Objek wisata ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua
Wisata Indonesia Surga Dunia
Wisata Indonesia Surga Dunia
Puncak lawang berada ± 1.210 m diatas permukaan laut, pada zaman penjajahan Belanda, Puncak Lawang sudah dijadikan sebagai tempat peristirahatan bagi kaum bangsawan Belanda saat itu. Dari sini kita dapat menikmati kawasan Danau Maninjau dan juga Samudra Indonesia.
Saat ini kawasan Puncak Lawang dikembangkan sebagai lokasi Take Off Olah Raga Dirgantara Paralayang (Paragliding), dari sini kita juga dapat menikmati keindahan Danau Maninjau.
Bagi mereka yang menyukai tantangan dan lintas alam dapat berjalan kaki menuruni lereng menuju Danau Maninjau atau melintasi hutan lindung ke Objek Wisata Embun Pagi atau kembali ke hotel. Dan perjalan wisata kita kurang lengkap jika belum mencoba menikmati keindahan Danau Maninjau dari udara dengan Terbang Tandem mengunakan Paralayang bersama penerbang-penerbang lokal yang handal dan terlatih.
wisata alam indonesia adalah surga dunia
Saat ini kawasan Puncak Lawang dikembangkan sebagai lokasi Take Off Olah Raga Dirgantara Paralayang (Paragliding), dari sini kita juga dapat menikmati keindahan Danau Maninjau.
Bagi mereka yang menyukai tantangan dan lintas alam dapat berjalan kaki menuruni lereng menuju Danau Maninjau atau melintasi hutan lindung ke Objek Wisata Embun Pagi atau kembali ke hotel. Dan perjalan wisata kita kurang lengkap jika belum mencoba menikmati keindahan Danau Maninjau dari udara dengan Terbang Tandem mengunakan Paralayang bersama penerbang-penerbang lokal yang handal dan terlatih.
wisata alam indonesia adalah surga dunia
Wisatanesia.com-Wisata Muko-Muko terletak ± 14 Km dari Pasar Maninjau atau ± 13 Km dari Kota Lubuk Basung. Objek wisata ini sangat cocok untuk bersantai menghabiskan libur bersama keluarga, selain pemandangannya yang asri, juga tersedia sarana permainan anak-anak, perlombaan perahu naga, selain bersantai kita juga berlibur dengan memancing dan berkemah di areal taman wisata ini.
wisata indonesia surga dunia
wisata indonesia surga dunia
Wisatanesia.com-Danau Maninjau berada pada ketinggian ± 500 m diatas permukaan laut dan di kelilingi oleh Bukit Barisan yang menjulang dan curam, sehingga membuat Danau Maninjau tak ubahnya seperti kawah raksasa. Danau yang indah ini dikenal juga sebagai yang memiliki banyak tempat romantis sehingga wajar jika banyak wisatawan mancanegara menyebutnya The lake with romantic scene karena disisi manapun anda melihatnya akan tampak pemandangan yang menakjubkan.
Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung berapi (Gunung Tinjau) pada masa lampau. Danau yang indah ini terletak ±36 Km dari Bukittinggi kearah barat yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum tujuan Maninjau dan Lubuk Basung dengan melewati kelok 44 yang unik memiliki luasnya sekitar 99,5 km² dan kedalaman maksimum 495 meter.
Keberadaan Danau Maninjau menciptakan sebuah cerita legenda “Bujang Sembilan”, yang dipercaya keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Alkisah ada satu keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani. Keelokkan paras dan perilaku Sani menjadi daya pikat tersendiri bagi seorang pemuda bernama Sigiran. Singkat kata mereka kemudian menjalin asmara. Suatu hari mereka dituduh telah melakukan perbuatan amoral oleh para bujang. Untuk membuktikannya, mereka melompat ke kawah gunung Tinjau. Mereka bersumpah jika mereka melakukan tindak amoral maka gunung ini tidak akan meletus, dan jika mereka tidak melakukan tindakan amoral maka gunung ini akan meletus. Akhirnya gunung tersebut meletus dan hasil letusan tersebut membentuk kawah besar yang kemudian diisi oleh air dan menjadi danau seperti sekarang.
Presiden Pertama RI Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Danau Maninjau dan takjub dengan keindahannya. Untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut ia menulis sebuah pantun yang berbunyi “Jika makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau, jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau”. Pantun yang ditulis oleh Presiden pertama RI ini, cukup mewakili untuk menggambarkan keindahan panorama alam Danau Maninjau nan eksotis.
Didanau ini kita dapat berenang, memancing serta bertualang dengan sepeda mengelilingi danau. Disekitar danau ini banyak terdapat penginapan berupa Homestay, Hotel, Cafe, serta berbagai masakan dan makanan khas masyarakat Maninjau seperti Palai Rinuak, Bada Salai, Ikan Bakar, Pensi yang tidak terdapat di daerah lain.
Untuk menuju Danau ini, ditempuh melalui jalur darat. Ada 2 alternatif jalur untuk menuju ke Danau maninjau.
Pertama, dari Barat, perjalanan dimulai dari Kota Padang melewati jalur Pariaman menuju Lubuk Basung (ibu kota Kabupaten Agam), lebih kurang ditempuh selama 3 jam. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil pribadi atau mobil sewaan.
Kedua, Dari timur, perjalanan dimulai dari Padang menuju Bukittinggi dan dari kota Bukittinggi perjalanan dilanjutkan ke Danau Maninjau melewati kelok 44 yang unik. Dari kelok 44 dapat menikmati keindahan danau serta puluhan ekor kera yang kita dapat memberi makan mereka secara langsung. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, mobil pribadi atau mobil sewaan. Waktu perjalanan ditempuh kurang lebih 3½ jam.
wisata indonesia surga dunia
Danau Maninjau terbentuk akibat letusan gunung berapi (Gunung Tinjau) pada masa lampau. Danau yang indah ini terletak ±36 Km dari Bukittinggi kearah barat yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum tujuan Maninjau dan Lubuk Basung dengan melewati kelok 44 yang unik memiliki luasnya sekitar 99,5 km² dan kedalaman maksimum 495 meter.
Keberadaan Danau Maninjau menciptakan sebuah cerita legenda “Bujang Sembilan”, yang dipercaya keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Alkisah ada satu keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani. Keelokkan paras dan perilaku Sani menjadi daya pikat tersendiri bagi seorang pemuda bernama Sigiran. Singkat kata mereka kemudian menjalin asmara. Suatu hari mereka dituduh telah melakukan perbuatan amoral oleh para bujang. Untuk membuktikannya, mereka melompat ke kawah gunung Tinjau. Mereka bersumpah jika mereka melakukan tindak amoral maka gunung ini tidak akan meletus, dan jika mereka tidak melakukan tindakan amoral maka gunung ini akan meletus. Akhirnya gunung tersebut meletus dan hasil letusan tersebut membentuk kawah besar yang kemudian diisi oleh air dan menjadi danau seperti sekarang.
Presiden Pertama RI Ir. Soekarno pernah berkunjung ke Danau Maninjau dan takjub dengan keindahannya. Untuk mengungkapkan kekagumannya tersebut ia menulis sebuah pantun yang berbunyi “Jika makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau, jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau”. Pantun yang ditulis oleh Presiden pertama RI ini, cukup mewakili untuk menggambarkan keindahan panorama alam Danau Maninjau nan eksotis.
Didanau ini kita dapat berenang, memancing serta bertualang dengan sepeda mengelilingi danau. Disekitar danau ini banyak terdapat penginapan berupa Homestay, Hotel, Cafe, serta berbagai masakan dan makanan khas masyarakat Maninjau seperti Palai Rinuak, Bada Salai, Ikan Bakar, Pensi yang tidak terdapat di daerah lain.
Untuk menuju Danau ini, ditempuh melalui jalur darat. Ada 2 alternatif jalur untuk menuju ke Danau maninjau.
Pertama, dari Barat, perjalanan dimulai dari Kota Padang melewati jalur Pariaman menuju Lubuk Basung (ibu kota Kabupaten Agam), lebih kurang ditempuh selama 3 jam. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil pribadi atau mobil sewaan.
Kedua, Dari timur, perjalanan dimulai dari Padang menuju Bukittinggi dan dari kota Bukittinggi perjalanan dilanjutkan ke Danau Maninjau melewati kelok 44 yang unik. Dari kelok 44 dapat menikmati keindahan danau serta puluhan ekor kera yang kita dapat memberi makan mereka secara langsung. Transportasi bisa menggunakan angkutan umum, mobil pribadi atau mobil sewaan. Waktu perjalanan ditempuh kurang lebih 3½ jam.
wisata indonesia surga dunia
Description: Objek Wisata di Kabupaten Agam
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Objek Wisata di Kabupaten Agam