Published On:Selasa, 25 Januari 2011
Posted by Unknown
Memelihara Budaya Bangsa
Menyelenggarakan pesta pernikahan yang unik dan luar biasa adalah impian sebagian besar orang. Hampir semua calon mempelai berusaha menampilkan yang terbaik dan berbeda, bahkan untuk urusan dekorasi pelaminan. Kendalanya, untuk pernikahan tradisional kita kerap menemukan kejenuhan dan kebosanan dalam urusan dekorasi. Untuk itu, dibutuhkan kepiawaian seorang dekorator yang kreatif dalam mendekor ruangan tempat digelarnya pesta pernikahan. Siapa sajakah yang berada di belakang layar sebuah dekorasi pernikahan tradisional? Des Iskandar Decoration Dari sekian banyak dekorator pernikahan tradisional khususnya dekorator tradisional Minang, nama Des Iskandar Decoration termasuk yang sangat diperhitungkan. Dekorator yang satu ini sangat dikenal oleh sebagian besar masyarakat Minang di Indonesia, terutama di Jakarta. Ibu dari 3 anak ini memang dikenal profesional dan andal dalam mendekor pelaminan Minang. Wanita yang memulai karier di tahun 1974 dengan membuka salon kecantikan di daerah Otista Jakarta Timur ini memang tidak setengah-setengah dalam menjalani pekerjaannya sebagai seorang dekorator pelaminan tradisional, khususnya pelaminan tradisional Minang. Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas pelaminan adat Minang yaitu miniatur Rumah Gadang dengan gonjongnyo (atap rumah) mirip seperti tanduk kerbau. Pelaminan yang elok dihiasi ukiran-ukiran dengan motif Minang di kayu, bilik yang jumlahnya dibuat ganjil sesuai dengan jumlah anak perempuan yang ada di pihak mempelai, banta gadang, adanya tirai (langik-langik) di atas tempat persandingan untuk menggantungkan mainan angkin dan karamalai, adanya lalansia, kulambu balapih (kelambu berlapis dengan jumlah ganjil yang menunjukkan derajat si keluarga mempelai) dan banta-banta kopek pada bilik utamanya. Selain itu mempunyai galuang dan kain jalin dengan buntun-buntun pengapit biliknya. Atribut lain yang juga digunakan seperti payung kuning, penempatan dulang-dulang, badalamak, lumbung padi di sisi kiri dan kanan merupakan simbol kemakmuran bagi orang Minang. “Hal ini menandakan bahwa orang Minang tidak akan mati kelaparan,” papar wanita yang kerap disapa Ibu Des. Yang menarik, bahan-bahan yang digunakan baik untuk tabia maupun untuk yang lainnya adalah kain-kain bersulam benang emas atau disebut Kain Tabir Tenunan Benang Emas dengan ukiran Minang. Tak ada yang menampik keindahan dan keunikan dekorasi Des Iskandar Decoration. Keunggulannya terletak pada penggunaan bahan kain yang selalu baru dan dijahit tangan secara khusus serta penggunaan ukiran-ukiran baru. “Karena dijahit dengan tangan, makapelaminan kreasi Des Iskandar Decoration hanya bisa digunakan untuk satu kali, tidak bisa lebih,” imbuhnya lagi. Selain itu, Ibu Des rajin berkeliling daerah Sumatra Barat untuk melihat ukiran-ukiran di setiap nagari di provinsi tersebut. Diakuinya, setiap nagari memiliki ukiran yang berbeda karena mewakili nagari masing-masing. Dengan begitu, dekorasi pelaminan yang diciptakan oleh Ibu Des semakin menawan dan berdesain baru. Ketika disinggung soal darimana keahlian mendekorasi pelaminan berasal, Ibu Des memaparkan kalau nenek dan ibunya memiliki peran yang cukup besar. “Ibu saya punya pelaminan Minang karena memang suka. Tapi ketika ada calon mempelai yang ingin memakai pelaminan tersebut, yang memasang pelaminannya justru orang lain,” senyum Ibu Des menceritakan hal itu. Selain itu, sang nenek juga sering memasangkan suntiang balenggek, hiasan kepala anak daro Minang. “Pertama kali saya terjun di dunia pernikahan ketika adik saya menikah tahun 1984 dan saya yang pasang sendiri suntiangnya,” kenang Ibu Des yang sejak tahun 1974 mengelola salon kecantikan di daerah Otista. Melestarikan budaya Minang melalui busana pengantin, pelaminan merupakan tujuan utama ia berkiprah di dunia pernikahan. Bahkan, ia tak menyangka jika keahliannya dalam mendekorasi pelaminan, merias pengantin, dan memasang suntiang juga diikuti ketiga anak kandungnya Dysa Iskandar ( Make-up & Suntiang), Dyna Iskandar ( Desain Busana) dan Dhanny Iskandar (Dekorasi) yang kini ikut membantu bisnisnya tersebut. Suryo Decor Identitas Sang Mempelai Dekorasi pelaminan tradisional memegang peran utama dalam menciptakan suasana sakral. Hal ini diakui oleh Hadi Suryo, pemilik Suryo Decor, yang kerap mendekorasi pelaminan tradisional. Menurutnya, kehadiran dekorasi tradisional merupakan cermin jati diri mempelai yang sesungguhnya. Banyak hal yang menarik dari sebuah dekorasi tradisional, sama halnya dengan mempelajari budaya Indonesia. “Dengan mempelajari budaya Indonesia, khususnya mengenai pelaminan-pelaminan daerah, saya jadi tertantang untuk membuat konsep dekorasi pernikahan, termasuk dekorasi pelaminan dengan sentuhan modern,” papar Hadi antusias. Meski lebih sering mendekorasi pernikahan tradisional Jawa, namun Hadi beberapa kali diminta untuk mendekorasi pelaminan adat Aceh, Palembang, Tapanuli Selatan, Banjarmasin, dan Sumatra Barat. Setiap adat memiliki keunikannya masing-masing. Seperti Gebyok (penyekat atau pembatas ruangan) yang adalah ciri utama yang biasa digunakan dalam pernikahan tradisional Jawa. Pada dekorasi tradisional Minangkabau, biasanya menggunakan atap rumah gadang (bagonjong). Kemudian dipadu dengan kain, payung kertas atau kain, serta lampu klasik khas masing-masing daerah, dan patung. Patung biasa dipergunakan untuk adat Bali, Jawa, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Warna-warna dekorasi tradisional didominasi oleh warna cokleat, hijau, merah. Saat ini, calon pengantin lebih banyak memilih dekorasi bergaya campuran, tradisional, dan modern. Item yang ditambahkan bisa berupa kristal, lilin, dan benda lain yang bernuansa Eropa. Apa pun adat yang dipakai calon mempelai, Hadi tetap mengusung ciri khas dalam dekorasinya, yaitu sederhana, namun tetap memiliki kesan elegan dan mewah. Rich Art Decoration Hadirkan Keindahan Seni dan Tradisi Dekorasi pelaminan seringkali dianggap sebagai denyut nadi dalam sebuah pernikahan tradisional. Kesan mewah laksana singgasana raja menjadi kunci utama dalam dekorasi pernikahan, khususnya dekorasi pelaminan. Beragam unsur-yang hadir dalam sebuah dekorasi pelaminan tradisional menjadi penentu keindahan sebuah dekorasi. Menurut Hary, dekorator dari Rich Art Decoration, kelengkapan sebuah dekorasi tradisional merupakan unsur yang penting. Misalnya, dalam dekorasi adat Jawa, unsur-unsur yang wajib ada selain gebyok atau atap rumah Joglo adalah hadirnya lampu-lampu gantung khas Jawa, gentong, patung Roro Blonyo, kain lurik, dan pernak-pernik khas Jawa lainnya. “Dahulu banyak permintaan dari calon mempelai agar dekorasi pelaminan mereka menggunakan ornamen sketsel, tapi kini sudah ditinggalkan. Calon mempelai kini lebih suka menggunakan gebyok atau atap rumah joglo,” papar Hary. Unsur-unsur natural seperti aksen bebatuan, tanaman dan bunga-bunga turut hadir menghiasi dekorasi pernikahan yang diciptakan Hary. Pemilihan warna juga tak kalah penting. Untuk adat Jawa dan Sunda, warna yang dipakai lebih condong ke warna hijau. Sedangkan untuk adat Minangkabau dan daerah Sumatra lainnya, lebih banyak menggunakan warna emas. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan warna-warna lain dalam dekorasi pernikahan tradisional. Menghadirkan sebuah seni dan keindahan dari sebuah tradisi dan budaya menjadi sebuah tantangan bagi Hary untuk selalu berkarya. |
Description: Memelihara Budaya Bangsa
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Memelihara Budaya Bangsa